Kinerja Menteri Keuangan Diapresiasi Asosiasi Fastener Indonesia

2 hours ago 1
Kinerja Menteri Keuangan Diapresiasi Asosiasi Fastener Indonesia Ilustrasi(Dok ist)

KETUA Asosiasi Fastener Indonesia (AFI) Rahman Tamin mengapresiasi kinerja Menteri Keuangan, Purbaya Yudi Sadewa. Menurut pengusaha mur, baut dan sejenisnya tersebut, kinerja Purbaya sudah terlihat dalam menggiatkan upaya reformasi dan perbaikan kinerja di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) untuk meningkatkan penerimaan negara dan memberantas praktik yang tidak sesuai prosedur.

"Pintu masuk barang impor adalah di Bea Cukai, termasuk barang yang tidak sesuai prosedur. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) benar-benar membenahi, kami sangat mengapresiasi dalam hal ini," ungkap Rahman Tamin pada Rabu (5/11).

Rahman Tamin menambahkan AFI yang telah berdiri semenjak tahun 2012 lalu menyambut baik langkah Kemenkeu dibawah kepemimpinan Purbaya yang terus memperkuat integritas sistem perdagangan dan pengawasan impor.

"Kebijakan ini sangat penting untuk memastikan bahwa setiap produk Fastener telah melalui prosedur yang memiliki spesifikasi dan kualitas yang jelas sesuai dengan standar yang berlaku. Ini penting dilakukan mengingat AFI yang memproduksi mur, buat, sekrup dan sejenisnya sangat berkaitan dengan keselamatan," jelas pengusaha kelahiran 29 Juli 1959 silam.

Rahman menambahkan, produk Fastener seperti mur, baut dan sekrup adalah komponen penting dalam berbagai sektor industri, mulai dari kontruksi hingga otomotif. "Untuk itu kualitas produk yang tidak terverifikasi bukan hanya merugikan pelaku industri dalam negeri tetapi juga dapat membahayakan konsumen," tandas ayah dua anak ini.

Sebagai Ketua AFI, Rahman mendukung penuh upaya pemerintah dalam menertibkan impor Fastener yang tidak sesuai standar, serta memperkuat digitalisasi dan transparansi produk impor. Langkah ini bagi Rahman akan menciptakan iklim usaha yang lebih sehat, kompetitif dan berkeadilan bagi seluruh pelaku industri.

Masih menurut Rahman, AFI juga siap menjadi mitra strategis pemerintah yang dibangun melalui edukasi, sosialisasi, standar mutu hingga peningkatan kapasitas industri.

"Kami percaya dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, asosiasi dan pelaku usaha, Indonesia dapat menjadi pusat Industri Fastener berkualitas di Asia Tenggara," ungkap Rahman optimis.

Penertiban impor yang tidak berstandar jelas Rahman bukan hanya tentang regulasi, tetapi tentang menjaga integritas, keselamatan dan kepercayaan pabrik. "Dampak positif ini akan mulai terasa dan berprogres di tahun depan," tutup Rahman Tamin. (H-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |