
ANOM Suroto, atau lebih dikenal sebagai Ki Anom Suroto, merupakan seorang seniman wayang kulit dari Indonesia. Lahir dengan nama asli Kanjeng Raden Tumenggung Haryo Lebdo Nagoro pada 11 Agustus 1948 di Juwiring, Klaten, Jawa Tengah. Ia tumbuh di keluarga seniman. Ayahnya, Ki Sadiyun Harjadarsana, adalah dalang terkenal yang mengajarinya seni wayang sejak kecil.
Saat berusia 12 tahun, ia sudah mulai bercerita lewat boneka kulit. Itulah awal perjalanan Ki Anom Suroto. Ia belajar lebih dalam di tempat-tempat seperti Himpunan Budaya Surakatya (HBS) dan Pawiyatan Kraton Surakarta. Seni wayang bukan hanya pekerjaan baginya, tapi cara untuk menyimpan cerita rakyat Jawa yang kaya akan hikmah.
Perjalanan Karier: Dari Desa ke Panggung Dunia
Ki Anom Suroto menjadi yang pertama dari Indonesia tampil di lima benua berbeda antara lain Amerika Serikat, Jepang, Spanyol, Jerman, Australia, dan bahkan Rusia. Prestasi ini membuat namanya harum di mata dunia.
Sepanjang hidupnya, ia sering mengadakan pertunjukan wayang kulit yang penuh makna. Cerita-cerita seperti Ramayana dan Mahabharata di tangannya jadi lebih hidup. Banyak anak muda yang terinspirasi untuk belajar seni tradisional berkat dia. Ki Anom Suroto juga rajin mengajar di berbagai kursus dalang, memastikan ilmu ini tak punah.
Anom Suroto Meninggal: Kisah Perjuangan Terakhirnya
Hari ini, 23 Oktober 2025, dunia seni kehilangan bintang besar. Anom Suroto meninggal dunia di usia 77 tahun akibat serangan jantung. Kabar duka ini datang pagi tadi, pukul 07.00 WIB, di Rumah Sakit dr. Oen Kandang Sapi, Solo.
Sebelumnya, ia dirawat selama lima hari di ruang ICU rumah sakit itu. Kondisinya sempat stabil, tapi tiba-tiba memburuk. Putranya, Jatmiko, bilang ayahnya punya riwayat diabetes yang mungkin memperparah sakit jantungnya.
"Ayah masih sadar kemarin, tapi pagi ini sudah tidak," ujar Jatmiko.
Rencana Pemakaman dan Kenangan Keluarga
Jenazah Ki Anom Suroto disemayamkan di rumah duka Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo. Pemakaman dijadwalkan pukul 15.00 WIB hari ini di kampung halamannya, Juwiring, Klaten. Keluarga meminta doa restu dari semua orang. Banyak teman seniman dan penggemar yang datang untuk mengucapkan selamat jalan.
Warisan Ki Anom Suroto
Anom Suroto meninggalkan warisan besar di seni wayang kulit. Generasi muda kini punya teladan bagaimana menjaga budaya sambil beradaptasi dengan zaman. Prestasinya di panggung internasional buktikan bahwa seni Jawa bisa bersaing di dunia global. (H-4)