
KEMENTERIAN Pertanian (Kementan) mendorong tumbuhnya wirausahawan muda dan serapan tenaga kerja di sektor pertanian. Salah satunya melalui Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) yang bertujuan menciptakan lapangan kerja, memperkuat ekonomi pedesaan, dan memastikan keberlanjutan regenerasi petani di Indonesia.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor pertanian menyumbang 11,31 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2024. Angka ini menunjukkan peran strategis sektor pertanian dalam mendukung perekonomian nasional, khususnya di wilayah pedesaan. Potensi besar inilah yang ingin dioptimalkan Kementan melalui peran generasi muda.
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman menegaskan pentingnya mendorong terciptanya pengusaha-pengusaha muda di sektor ini. “Kalau mau jadi konglomerat, masuk pertanian. Karena peluang ekonomi di sektor pertanian sangatlah besar dan terbuka lebar,” ujar Amran dalam keterangan tertulis, beberapa waktu lalu.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, mengatakan, generasi muda memiliki peran krusial dalam mentransformasi sektor pertanian menjadi lebih modern, inovatif, dan berkelanjutan.
Generasi muda tidak hanya membawa semangat baru, tetapi juga kemampuan adaptasi terhadap teknologi digital dan model bisnis kekinian yang dibutuhkan untuk menjawab tantangan zaman. Dengan dukungan pelatihan, akses modal, dan pendampingan yang tepat, para petani muda diharapkan mampu menciptakan usaha pertanian yang kompetitif dan berorientasi ekspor.
“Pemuda harus berani mengambil peluang di sektor ini. Ekspor hasil pertanian bisa dilakukan apa saja, di mana saja, dan kapan saja,” ujarnya.
Direktur Program YESS, Muhammad Amin, menjelaskan bahwa sejak 2019 hingga 2025, program tersebut menargetkan menjangkau 320.000 generasi muda di wilayah pedesaan. Program ini tidak hanya memberikan pelatihan dan penguatan kapasitas, tetapi juga dukungan modal usaha dan akses jejaring pemasaran.
Berdasarkan hasil survei Annual Outcome Survey (AOS) tahun 2024, sebanyak 54,9 persen penerima manfaat program tersebut yang berwirausaha telah mempekerjakan tenaga kerja, baik secara tetap maupun paruh waktu. Total tenaga kerja yang terserap mencapai 1.406 orang, terdiri atas 1.050 pekerja paruh waktu dan 356 tenaga kerja tetap.
Salah satu penerima manfaat YESS, Jajang, seorang petani jamur tiram asal Subang, merasakan langsung dampak positif program ini. Saat ini, produksi jamur tiram miliknya meningkat hingga 2,5 kuintal per panen, melibatkan delapan tenaga kerja, serta bekerja sama dengan sekitar 30 mitra.
“Awalnya kami hanya bergantung pada harga pasar. Sejak bergabung dengan program YESS, kami mulai mengembangkan olahan jamur dan nilai jual meningkat,” ujarnya. (Ant/H-3)