Ilustrasi(Antara)
KEMENTERIAN Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN terus memperkuat sinergi lintas sektor dalam upaya percepatan penurunan stunting melalui GENTING (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting). Hingga Oktober 2025, sebanyak 1.534.553 keluarga risiko stunting telah mendapat manfaat dari para orangtua asuh (OTA).
Deputi Bidang Penggerakan dan Peran Serta Masyarakat Kemendukbangga/BKKBN Sukaryo Teguh Santoso menegaskan bahwa stunting bukan hanya isu kesehatan. "Stunting itu juga dampak dari fenomena kemiskinan. Saat ini ada 4,4 juta wanita di Indonesia yang tergolong stunting, dengan prevalensi 19,8%," kata Sukaryo, kemarin.
Sukaryo menjelaskan, target pemerintah adalah menurunkan prevalensi stunting dari 19,8% menjadi kurang dari 14,2% pada 2029. "Tentu ini perlu kolaborasi kita bersama. Kemendukbangga sebagai Ketua Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting Nasional berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 72/2021 kini mendorong gerakan gotong royong melalui program GENTING," ujarnya.
Program GENTING yang dicanangkan sejak 5 Desember 2024 menargetkan mengawal satu juta keluarga risiko stunting agar anak yang lahir dari keluarga tersebut bebas stunting. Dari total 8,6 juta keluarga berisiko, 1,4 juta di antaranya termasuk kategori miskin ekstrem.
Program ini melibatkan berbagai elemen, mulai dari BUMN, korporasi, perguruan tinggi, komunitas, ormas, hingga individu peduli.
Sementara itu, Staf Khusus Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN Bidang Optimalisasi Aset dan Peningkatan PNBP, Noorrachmad Priyang Mangku Agung Prabowo menekankan bahwa kolaborasi adalah kata kunci untuk mengatasi tantangan gizi dan kemiskinan ekstrem.
Sebagaimana arahan Presiden Prabowo kepada Mendukbangga/Kepala BKKBN, Wihaji, agar memastikan perhatian penuh terhadap kesehatan ibu hamil. "Kolaborasi ini adalah bentuk tanggung jawab bahwa negara hadir sesuai perintah Bapak Presiden kepada Pak Menteri kami untuk mengurus ibu hamil. Kenapa ibu hamil? Karena ibu hamil inilah cikal bakal dari lahirnya anak, dan ibu hamil ini harus dipersiapkan," kata Noorrachmad.
Dalam forum kolaborasi tersebut, Kemendukbangga mengundang sekitar 100 lembaga dan perusahaan, baik BUMN maupun swasta, untuk membangun kemitraan dalam mendukung keluarga berisiko stunting. (H-1)


















































