Ilustrasi(Freepik)
PAKAR kesehatan dari Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia (PDGKI) DKI Jakarta dr. Ida Gunawan, MS, Sp.GK, Subsp. K.,M, FINEM mengatakan bahwa perbedaan DNA pada setiap manusia menyebabkan tiap individu membutuhkan nutrisi yang berbeda.
"Karena adanya perbedaan, maka kita juga membutuhkan makanan yang berbeda, kita unik, olahraga berbeda," kata Ida, dikutip Senin (20/10).
Dengan variasi DNA yang berbeda pada tiap individu, maka ia menyerukan untuk tidak mencontoh termasuk dalam diet makanan.
"Makanya jangan pernah menyontek. Jadi makanan yang baik buat satu orang, biarkan baik untuk dia belum tentu cocok untuk saya," tambah dia.
Ia pun menyarankan setiap individu untuk melakukan pengecekan genomics untuk memastikan pemilihan gaya hidup yang tepat termasuk pola makan hingga olahraga.
Pada kesempatan yang sama, Founder Move Inc. & Menopause Transition Coach Mia Fitri mengatakan, penurunan lemak tubuh pada masa perimenopause dan menopause bukan sekadar membakar kalori namun juga menjaga komposisi tubuh agar sehat dan seimbang.
"Otot merupakan organ metabolik aktif yang terus membakar energi bahkan saat tubuh beristirahat. Karena itu, perempuan perlu menjaga
massa ototnya agar metabolisme tetap optimal," ujarnya
Untuk itu, latihan beban atau strength training menjadi fondasi utama bagi perempuan di atas 40 tahun, didukung dengan olahraga kardio seperti jogging atau bersepeda untuk membantu mempertahankan massa otot sekaligus menjaga kesehatan jantung.
"Namun, latihannya harus tetap bijak. Di masa menopause, tubuh membutuhkan waktu pemulihan lebih lama. Fokuslah pada latihan yang
strategis, bukan sekadar keras," jelasnya.
Selain olahraga, keberhasilan fat loss dan weight loss yang seimbang juga ditentukan oleh pola makan dan gaya hidup. Perempuan
menopause disarankan mencukupi asupan protein (1,6-2g/kg berat badan), memperbanyak serat alami, dan menghindari defisit kalori ekstrem.
Tidur berkualitas selama 7-8 jam dan manajemen stres juga berperan penting, karena kadar kortisol tinggi dapat memicu penumpukan
lemak di area perut. (Ant/Z-1)


















































