Karya Seniman Muda dari MTN Seni Budaya di Art Jakarta 2025

1 month ago 35
Karya Seniman Muda dari MTN Seni Budaya di Art Jakarta 2025 Instalasi karya Iwan Yusuf(MI/Nike Amelia Sari)

PERAHU itu tampak tidak asing seperti menggambarkan legenda kapal Pinisi. Hadir tidak hanya dalam bentuk lukisan tetapi juga berbentuk karya instalasi seni. 

Karya seni instalasi dan lukisan itu hasil tangan Iwan Yusuf, seniman asal Gorontalo, Sulawesi Utara, yang ditampilkan pada pameran bertajuk Arus Baru (Rising Current) di Art Jakarta 2025. Iwan berkarya melalui lukisan hiperrealis, gambar, dan instalasi, yang menggabungkan mitos pelaut dengan realitas kontemporer. 

Dalam karya instalasi seni Iwan bertajuk Bayi Perahu (Boat Child), yang diangkat dari pameran tunggalnya Seven Sails Combing the Sky, Iwan menelusuri kembali sejarah berlapis samudera Nusantara. Imaji yang ia hadirkan membangkitkan legenda kapal Pinisi, sekaligus gema dari epos mitologi La Galigo. 

Bagi Iwan, narasi-narasi ini membentuk cara kita membayangkan dan menavigasi masa kini. Dengan merangkai fragmen jaring, kayu, dan cerita, ia menyusun lanskap laut tempat mitos dan modernitas, sejarah dan keberlangsungan hidup, terus saling bertemu. Karya instalasi Iwan yang berjudul Bayi Perahu (Boat Child) dibuat dari jaring, kayu jati, dan besi. Sementara itu, lukisan bergambarkan perahu berjudul Perahu Karet yang dibuat dengan cat minyak di atas kanvas berukuran 200 x 160 cm.

Pameran seni kontemporer Art Jakarta 2025 yang berlangsung pada 3–5 Oktober di JIExpo Kemayoran menghadirkan 75 galeri dari 16 negara. Dari sekian banyak partisipan, sorotan publik tertuju pada keikutsertaan MTN (Manajemen Talenta Nasional) Seni Budaya yang menyajikan pameran berjudul “Arus Baru” (Rising Current) hasil kurasi Agung Hujatnika. Pameran ini menghadirkan karya enam seniman muda Indonesia, termasuk Iwan Yusuf, yang menonjolkan pendekatan riset sekaligus eksperimen.

Sebagai Cultural Partner resmi di Art Jakarta 2025, MTN Seni Budaya membawa mandat program prioritas nasional dari Kementerian Kebudayaan yang berorientasi pada penemuan, pengembangan, dan promosi talenta seni budaya secara berkesinambungan. Program tersebut juga dirancang untuk menghubungkan para pelaku seni dengan peluang peningkatan kapasitas dan pasar, baik di dalam negeri maupun internasional.

"MTN atau Manajemen Talenta ini bagian dari program pemerintah, kita mendorong talenta-talenta muda ini untuk berkarya, berkerja sama, dan juga berpartisipasi di dalam berbagai eksibisi, kompetisi. Memang itulah tujuannya Manajemen Talenta tersebut," ungkap Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon, saat ditemui usai acara pembukaan Art Jakarta 2025, yang digelar di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (3/10).

Dalam gelaran ini, MTN Seni Budaya tampil melalui platform MTN Market dengan menampilkan pameran Arus Baru (Rising Current) yang dikuratori oleh Agung Hujatnika. MTN Market diposisikan sebagai forum strategis bagi para talenta untuk mempresentasikan karya, menjalin kolaborasi, hingga menemukan jalur distribusi baru. 

Melalui jalur ini, para seniman Indonesia diberi akses lebih luas untuk terkoneksi dengan ekosistem industri kreatif. Kerja sama di Art Jakarta 2025 ini menegaskan komitmen Indonesia dalam memperkuat ekosistem seni rupa nasional agar memiliki daya saing di tingkat global.

Karya Generasi Muda

Rising Current atau Arus Baru menghadirkan karya-karya para seniman yang mewujudkan generasi baru seni rupa kontemporer Indonesia di abad ke-21. Sebagian besar memulai kariernya pada pertengahan hingga akhir 2010-an.

Para seniman yang hadir dalam pameran ini mewakili beragam genealogi dan sensibilitas artistik dalam seni rupa kontemporer Indonesia. Benang merah yang mengikat mereka adalah pada kemampuan untuk membayangkan kembali sejarah, mitologi, dan ekologi dengan cara yang selaras dengan urgensi hari ini. 

Dari apropriasi jenaka Uji Handoko terhadap citra-citra kanonik sejarah seni rupa, spekulasi kosmologis Natasha Tontey yang berakar pada tradisi Minahasa, hingga refleksi ekologis Syaiful Aulia Garibaldi pada organisme pengurai yang sering terabaikan, masing-masing menyingkap bagaimana masa lalu dan masa kini saling berlipat. 

Sementara itu, Dzikra Afifah menghadirkan perjumpaan mentah dengan rasa takut dan ritual, lalu Iwan Yusuf menautkan warisan bahari Nusantara dengan mitos dan realitas kontemporer. Di sisi lain, Mariam Sofrina meruntut lanskap dengan ketelitian yang mengganggu kebiasaan pandang kita, menyibak lapisan-lapisan sejarah kolonial dan memori yang tersembunyi. 

Agung Hujatnika, kurator pameran berjudul Arus Baru (Rising Current), mempertemukan para seniman muda tersebut dalam satu pameran bertumpu pada kapasitas bersama untuk mengartikulasikan kompleksitas baik melalui humor, simbolisme, imajinasi spekulatif maupun eksperimen material. 

Mereka memperlihatkan bahwa seni rupa kontemporer Indonesia hari ini tidak terikat pada satu estetika atau narasi tunggal, melainkan tumbuh dalam irisan-irisan yang kaya. 

Sebagai informasi, MTN Seni Budaya merupakan program prioritas nasional yang dirancang untuk menemukan, mengembangkan, dan mempromosikan talenta seni budaya Indonesia secara sistematis dan berkelanjutan. Program ini juga menghubungkan para talenta dengan berbagai peluang pengembangan kapasitas dan akses pasar, baik di tingkat nasional maupun global. Sejalan dengan visi jangka panjang menuju Indonesia Emas 2045, MTN Seni Budaya di bidang seni rupa berupaya menciptakan sistem manajemen talenta yang terintegrasi dengan ekosistem kebudayaan yang ada. 

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas talenta seni di masa depan, sekaligus mendorong regenerasi yang berkesinambungan. Upaya ini diwujudkan melalui pemetaan talenta, penyusunan jalur pembinaan yang terukur dan relevan, penguatan kapasitas yang kontekstual, hingga kerja sama dengan berbagai komunitas dan institusi. Dengan langkah tersebut, MTN Seni Rupa diharapkan dapat melahirkan lebih banyak seniman yang kreatif, kritis, konsisten, sekaligus memberi kontribusi nyata bagi kebudayaan nasional, bahkan meraih pengakuan internasional.(M-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |