Kapolda Kepulauan Riau (Kepri) Irjen Asep Safrudin.(MI/Hendri Kremer)
KAPOLDA Kepulauan Riau (Kepri) Irjen Asep Safrudin mengonfirmasi bahwa insiden ledakan yang terjadi di galangan kapal PT ASL Shipyard, Tanjung Uncang, Batam, pada Rabu (15/10) dini hari, menelan total 28 korban.
Dari jumlah tersebut, 10 orang dinyatakan meninggal dunia, sementara 18 orang lainnya mengalami luka-luka dan masih dalam perawatan intensif di Rumah Sakit Mutiara Aini.
“Kami telah menerima laporan bahwa ledakan ini mengakibatkan 28 korban, dengan 10 orang meninggal dunia, dan 18 lainnya masih dirawat. Empat korban luka berat sedang mendapatkan perawatan intensif,” katanya ketika dikonfirmasi wartawan, Rabu (15/10).
Ledakan yang terjadi sekitar pukul 04.00 WIB itu, diduga berasal dari sisa gas bahan kimia yang berada dalam tangki Kapal MT Federal II. Para korban merupakan pekerja dari dua perusahaan subkontraktor, yaitu PT Rotary dan PT Putra Teguh Mandiri (PTM), yang tengah melakukan pekerjaan pengelasan dan perawatan tangki kapal.
Proses evakuasi korban berlangsung dramatis sejak dini hari. Para korban segera dilarikan ke empat rumah sakit berbeda di Batam untuk mendapatkan perawatan. Tim medis dan petugas kepolisian melakukan upaya maksimal untuk mengevakuasi korban yang mayoritas mengalami luka bakar dan luka parah akibat ledakan tersebut.
Pihak kepolisian, bersama tim Inafis dan Reskrim Polresta Barelang, telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Kapolda Kepri menjelaskan bahwa penyebab pasti ledakan masih dalam penyelidikan. “Tim gabungan sedang bekerja keras untuk mengungkap penyebab dari insiden ini,” ujarnya.
Menariknya, Kapal MT Federal II yang meledak kali ini adalah kapal yang sama yang sebelumnya pernah mengalami kebakaran pada Juni 2025, di lokasi yang sama. Dalam insiden pertama tersebut, lima pekerja PT ASL tewas. Kasus tersebut masih dalam penyidikan polisi.
DESAK AUDIT
Tragedi ini memunculkan desakan dari berbagai pihak agar pemerintah daerah dan aparat penegak hukum segera bertindak tegas. Sekretaris Komisi I DPRD Kota Batam, Mustofa, mendesak dilakukannya audit menyeluruh terhadap perizinan PT ASL, termasuk sertifikasi keselamatan bagi para pekerja.
Terkait hal tersebut, dia meminta kepolisian untuk mengusut tuntas kelalaian yang terjadi dan menindak tegas pihak-pihak yang bertanggung jawab jika terbukti lalai. "Usut tuntas kelalaian ini, jika pemilik perusahaan terbukti melanggar, mereka harus ditindak," tegasnya.
Hingga berita ini diturunkan, tim gabungan masih berada di lokasi kejadian untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut. Sementara itu, pihak manajemen PT ASL Shipyard belum memberikan keterangan resmi mengenai insiden ini. (E-2)


















































