Kapal Sangiang, Penjaga Napas Kehidupan Warga Banda

3 hours ago 4
Kapal Sangiang, Penjaga Napas Kehidupan Warga Banda Ilustrasi salah satu kapal armada PT PELNI.(Antara FOTO)

BAGI warga Banda, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, kehadiran Kapal Motor (KM) Sangiang milik PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) ibarat penjaga napas kehidupan. Kapal ini bukan sekadar alat transportasi laut, melainkan jembatan vital yang menghubungkan berbagai kebutuhan hidup masyarakat di kepulauan kecil wilayah timur Indonesia.

Raut letih tak bisa disembunyikan dari wajah Fatma, 50,saat menceritakan perjuangannya membawa sang putri, Sami, 30, untuk berobat ke Geser, Seram Timur. Seminggu sebelumnya, Sami mengalami kecelakaan motor di jalan utama Banda. Dokter di rumah sakit setempat menyarankan agar ia dirujuk ke Geser demi mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Bagi Fatma, keberangkatan KM Sangiang menjadi satu-satunya harapan. Di Banda, pilihan transportasi laut sangat terbatas. Tidak setiap hari ada kapal yang berlayar ke wilayah Maluku dan sekitarnya.

“Kami hanya berharap kepada kapal Pelni. Kalau tidak, saya tidak tahu bagaimana membawa anak kami ke Geser,” kata Fatma kepada Media Indonesia saat ditemui di Kapal Pelni KM Sangiang, Jumat (24/10).

Meski memakan waktu perjalanan yang panjang dan melelahkan, Fatma mengatakan, harga tiket kapal KM Sangiang kelas 2 berkisar Rp180 ribu masih terjangkau dibandingkan dengan transportasi lain, seperti kapal cepat atau sewaan perahu pribadi yang biayanya bisa mencapai jutaan rupiah.

"Harga tiketnya masih terjangkau. Kalau tidak ada kapal ini, saya tidak tahu bagaimana membawa anak saya," kata Fatma.

Warga Banda lainnya, Allan, 40, perjalanan Banda-Ambon bukan sekadar perpindahan antarwilayah. Ia menyebutnya perjalanan pulang. Meski, ia tidak mendapat kursi pada keberangkatan kali ini, namun hal itu tak membuatnya khawatir.

“Tidak apa-apa duduk di lantai, yang penting bisa berangkat dan bertemu keluarga saya di Ambon. Kapal ini sudah seperti rumah kedua buat kami,” ujarnya.

Selama 17 jam pelayaran menuju Ambon, Allan berbagi ruang dengan puluhan penumpang lain. Kendati demikian, ia mengaku nyaman berlayar dengan KM Sangiang.

“Kalau naik KM Sangiang, rasanya aman. Kapal ini selalu kami tunggu," tuturnya. 

Armada andalan Pelni yang melayani jalur laut kawasan timur

KM Sangiang menjadi salah satu armada andalan Pelni yang melayani jalur laut kawasan timur. Kapal ini berkapasitas 500 penumpang dan menempuh rute panjang dari  Bitung–Ternate–Bacan–Sanana–Namlea–Ambon–Banda–Geser–Fakfak (pulang-pergi). 

Jalur ini menghubungkan berbagai pulau kecil di Maluku dan Papua Barat. Keberadaan kapal tersebut dianggap sebagai sarana vital bagi mobilitas warga yang membutuhkan akses layanan kesehatan atau lainnya di kota-kota besar.

Dalam kesempatan sama, Manager Komunikasi Korporasi Pelni Ditto Pappilanda menegaskan komitmen perusahaan untuk terus memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh penumpang. Salah satu bentuk layanan itu adalah keberadaan poliklinik di atas kapal.

"Kami memiliki poliklinik, tempat tidur, serta obat-obatan yang ditujukan untuk perawatan dasar seperti perawatan standar," katanya di KM Sangiang.

"Jadi, insya Allah, jika ada penumpang yang sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit atau membutuhkan pertolongan medis, mereka dapat mengakses poliklinik di kapal,” tambah Ditto.

Ia menjelaskan, seluruh layanan medis di atas kapal diberikan secara gratis. Bahkan, dalam kondisi tertentu, tenaga medis kapal juga siap membantu penumpang yang memerlukan perawatan darurat selama pelayaran.

Batasan ketat demi keselamatan bersama

Namun, Ditto mengingatkan bagi ibu hamil terdapat batasan ketat demi keselamatan bersama. “Ibu hamil dengan usia kehamilan di atas tujuh bulan tidak diperbolehkan naik kapal,” katanya.

Meski demikian, ada pengecualian jika calon penumpang membawa surat rujukan resmi dari rumah sakit. Surat tersebut menjadi dasar pertimbangan bagi awak kapal untuk memberikan izin perjalanan atau melakukan penanganan jika terjadi keadaan darurat.

"Kalau tidak ada surat rujukan, kami tidak bisa mengizinkan. Tapi jika ditemukan kasus darurat di kapal, petugas medis akan membuat catatan dan memberikan referensi medis sementara,” tutur dia. (Ins/I-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |