Kabupaten Bandung Operasikan Jaleuleu Bedas, Olah Sampah, Hasilkan Oksigen

1 month ago 10
Kabupaten Bandung Operasikan Jaleuleu Bedas, Olah Sampah, Hasilkan Oksigen Bupati Bandung Dadang Supriatna meresmikan pengoperasian Jaleuleu Bedas, mesin pengolahan sampah inovasi terbaru.(DOK/PEMKAB BANDUNG)

SEJUMLAH pemuda di Kabupaten Bandung berhasil melakukan inovasi teknologi pengolahan sampah dan pengurangan emisi karbon. Bupati Bandung Dadang Supriatna mendukung dan membiayai inovasi yang kemudian diberi nama Bandung Bedas Green Techno atau mesin Jaleuleu Bedas.

Bila umumnya proses pembakaran sampah akan menghasilkan karbon yang malah berkontribusi terhadap efek rumah kaca, penemuan teknologi Bandung Bedas Green Techno ini justru mampu menghasilkan udara segar atau oksigen hampir 20,9% atau setara dengan oksigen di kawasan pegunungan.

"Pada hari ini kami persembahkan sebuah penemuan luar biasa yakni Bandung Bedas Green Teknologi, mesin pembakaran sampah yang menghasilkan oksigen. Sampahnya habis dan tidak ada residu, namun hasil pembakarannya malah menghasilkan oksigen," ujar Bupati Dadang Supriatna saat soft launching Bandung Bedas Green Techno di Gedung BLK Manggahang, Baleendah, Selasa (18/3).

Jaleuleu Bedas bukan sekadar mesin pemusnah sampah biasa. Teknologi ini membawa terobosan besar dalam pengelolaan sampah global dengan
tanpa menghasilkan emisi berbahaya, bahkan menghasilkan oksigen dalam proses pembakarannya.

Keunggulan ini menjadikannya sebagai solusi visioner yang ditawarkan untuk dapat mengubah paradigma dunia dalam mengatasi krisis sampah dan emisi karbon.

Inovasi terbesar dari Jaleuleu Bedas adalah kemampuannya menghasilkan
oksigen murni 20,8% dalam proses pembakarannya. Sesuatu yang belum
pernah ada dalam teknologi pengelolaan sampah lainnya.

"Ini bukan hanya netral karbon, tetapi berkontribusi pada keseimbangan
atmosfer dan meningkatkan kualitas udara global," jelas Bupati Bedas.

Orang nomor satu di Kabupaten Bandung itu menjelaskan diperlukan waktu selama tiga tahun untuk menyempurnakan teknologi Bandung Bedas Green Techno ini sampai akhirnya mesin Jaleuleu Bedas ini mampu mengolah sampah menjadi oksigen.

"Teknologi Bandung Bedas Green Techno ini akan menjadi penemuan besar yang dapat berkontribusi dan menjadi solusi perubahan iklim. Tidak ada asap, tidak ada karbon," tegas Kang DS.


Untuk Presiden

Setelah soft launching ini, dia mengatakan tengah memproses pengusulan hak cipta atau hak paten mesin yang menggunakan teknologi revolusioner yakni graphene tersebut.

"Setelah hak paten keluar, kami akan persembahkan penemuan teknologi ini kepada Pak Presiden. Saya optimistis teknologi ini akan menjadi solusi masalah sampah, bukan hanya di Kabupaten Bandung tapi juga di Indonesia," ungkapnya.

Selain mampu menghasilkan oksigen dari proses pembakaran, Bandung Bedas Green Techno atau Jaleuleu Bedas ini juga memiliki beberapa keunggulan yang tidak dimiliki teknologi lainnya.

Pertama, dibandingkan metode lain seperti incinerator dan pirolisis yang masih berpotensi menghasilkan dioksin, furan, dan polutan lainnya, Jaleuleu Bedas tidak menghasilkan emisi berbahaya
berkat suhu pembakaran ultra-tinggi (1.200-1.500°C).

"Hasil pembakaran ini tidak menghasilkan emisi berbahaya. Tidak ada sisa gas beracun atau partikulat mikro yang bisa mencemari udara dan merusak kesehatan masyarakat," ungkap Kang DS.

Keunggulan lain mesin revolusioner berteknologi graphene ini adalah memiliki efisiensi hampir sempurna. Sebanyak 99% sampah hilang dan terurai menjadi energi, dengan residu hanya 0,5-1% yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti bahan
konstruksi dan lainnya.

Selain itu, Jaleuleu Bedas ini bisa mengolah semua jenis sampah, termasuk organik, anorganik, plastik, bahkan limbah medis tanpa perlu pemilahan rumit.

"Insya Allah ini akan sangat bermanfaat untuk bangsa dan negara kita. (TPA) Bantargebang akan selesai. Sarimukti akan selesai. Sampah di Indonesia akan selesai dengan teknologi ini," tandas Kang DS.

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |