
PEMERINTAH Jepang meminta universitas-universitas lokal untuk mempertimbangkan menerima mahasiswa yang terdaftar di universitas-universitas Amerika Serikat (AS). Hal itu seiring langkah Presiden AS Donald Trump untuk memblokor Harvard menerima mahasiswa asing.
Trump marah kepada Harvard karena menolak pengawasan Washington atas penerimaan mahasiswa dan perekrutan staf, di tengah klaimnya bahwa universitas tersebut merupakan sarang anti-Semitisme dan ideologi liberal “woke”.
Menteri Pendidikan Jepang, Toshiko Abe, mengatakan kementeriannya telah meminta universitas-universitas Jepang untuk melakukan yang terbaik membantu mereka yang terdampak.
“Kami telah meminta universitas-universitas untuk mempertimbangkan langkah dukungan yang mungkin, seperti menerima mahasiswa internasional yang terdaftar di universitas AS agar mereka dapat melanjutkan studi,” ujarnya dalam konferensi pers.
Ia mengatakan Amerika Serikat adalah tujuan paling populer bagi mahasiswa Jepang yang ingin belajar di luar negeri, dan banyak dari mereka menyampaikan kekhawatiran terkait status mereka.
Dia menegaskan kementeriannya akan melakukan “upaya maksimal untuk memastikan para pemuda yang penuh ambisi dan bakat dapat terus melanjutkan studi.”
Universitas Tokyo
Universitas Tokyo, salah satu universitas paling bergengsi di Jepang, sedang mempertimbangkan untuk menerima mahasiswa terdampak dari AS, meskipun bersifat sementara, kata wakil rektor universitas tersebut, Kaori Hayashi.
Juru bicara Universitas Kyoto, juga sekolah elit, mengatakan kepada AFP, institusi tersebut sedang mempertimbangkan untuk menerima peneliti muda dari universitas AS dan juga sedang meninjau apa yang dapat dilakukan untuk membantu mahasiswa di AS.
Minggu lalu, Sekretaris Pendidikan Hong Kong, Christine Choi, mengajak universitas-universitas di sana untuk menyambut “mahasiswa berprestasi dari seluruh dunia.” (AFP/Z-2)