
SEORANG pria berusia 55 tahun mengalami pembengkakan menyakitkan pada jari tengah tangan kanan dan jempol kaki kanannya selama enam minggu. Kedua bagian tubuh itu membesar dan mengeras hingga tampak seperti “pemukul” (clubbing). Ternyata, gejala ini merupakan tanda langka kanker yang telah menyebar luas ke seluruh tubuhnya.
Sebelumnya, pria ini telah didiagnosis menderita kanker paru-paru sel skuamosa metastatik, jenis kanker yang bermula dari sel-sel tipis di saluran udara dan sudah mencapai stadium lanjut. Saat ia melaporkan gejala pembengkakan ke rumah sakit, dokter menemukan ujung jari dan jempol yang memerah, bengkak, keras saat disentuh, dan terasa nyeri. Pada jempol kaki bahkan mulai muncul luka di dekat kuku.
Hasil pemindaian menunjukkan adanya lesi litik destruktif, yakni bagian tulang yang rusak dan hilang, sehingga ujung tulang jari dan jempol digantikan oleh jaringan kanker. Lesi seperti ini sering muncul akibat penyebaran kanker ke tulang.
Gejala yang Bisa Menyerupai Penyakit Lain
Kanker yang menyebar ke tulang jari atau kaki sering disalahartikan sebagai asam urat (gout) atau osteomielitis, infeksi tulang yang menyebabkan peradangan. Namun, pemeriksaan radiografi (rontgen) dapat membantu membedakan kondisi ini.
Dokter mendiagnosis pasien dengan akrometastasis, yaitu penyebaran kanker ke tulang di bawah siku atau lutut. Kondisi ini sangat jarang terjadi, hanya sekitar 0,1% dari seluruh kasus kanker tulang, menurut tinjauan ilmiah tahun 2021.
Akrometastasis paling sering terjadi pada penderita yang sudah diketahui mengidap kanker, terutama kanker paru, saluran cerna, atau saluran kemih. Menariknya, gejala ini lebih sering muncul pada pria dibanding wanita. Tulang jari tangan dan kaki juga lebih rentan terkena dibanding tulang lain di tangan dan kaki.
Kenapa Jarang Terjadi di Jari dan Kaki?
Ketika kanker menyebar ke tulang, biasanya ia “menyukai” tulang yang kaya sumsum, seperti tulang panjang di lengan dan kaki, tulang belakang, atau panggul. Sebaliknya, tulang jari dan kaki memiliki sedikit sumsum dan aliran darah lebih rendah, sehingga jarang menjadi lokasi metastasis.
Sayangnya, akrometastasis sering muncul pada stadium akhir kanker dan berkaitan dengan prognosis yang buruk. Rata-rata harapan hidup pasien kurang dari enam bulan setelah diagnosis.
Pada kasus pria ini, dokter memberikan radioterapi paliatif untuk meredakan nyeri dan mempertahankan fungsi tangan dan kaki semaksimal mungkin. Namun, tiga minggu kemudian ia meninggal akibat hiperkalsemia refrakter, kondisi di mana kadar kalsium dalam darah meningkat tajam dan tidak merespons pengobatan standar. (Live Science/Z-2)