7 hours ago
2
Tentara Israel.(MEE)
ISRAEL akan meluncurkan penyelidikan kriminal untuk menentukan pihak yang membocorkan rekaman dari pusat penahanan Sde Teiman yang terkenal kejam. Rekaman itu menunjukkan dugaan pemerkosaan seorang tahanan Palestina.
Keputusan tersebut, yang dibuat oleh Jaksa Agung Israel Gali Baharav-Miara, diumumkan pada Rabu (29/10) dan akan mencakup penyelidikan terhadap individu-individu yang mendistribusikan video yang disiarkan oleh Saluran 12 Israel pada awal Agustus tahun lalu.
Beberapa anggota parlemen dan menteri--termasuk tiga orang yang bergabung dalam sidak penjara setelah tentara yang diduga memperkosa seorang tahanan ditahan--memuji keputusan Baharav-Miara.
Menteri Pertahanan Israel Katz mengatakan ia menyambut baik dan mendukung peluncuran penyelidikan kriminal tersebut. Ia menyebutnya sebagai peristiwa serius yang menciptakan fitnah darah terhadap tentara Israel.
Sebelumnya, sejumlah pejabat Israel--termasuk menteri sayap kanan Bezalel Smotrich dan Itamar Ben Gvir--menyerukan penyelidikan untuk menyelidiki individu-individu yang merekam video dan membocorkannya.
Smotrich menuntut investigasi kriminal segera untuk menemukan para pembocor video yang sedang tren.
Ia menambahkan bahwa klip yang bocor tersebut dimaksudkan untuk merugikan para prajurit cadangan dan menyebabkan kerusakan besar bagi Israel di dunia. Ia mendesak langkah untuk menerapkan hukum seberat-beratnya terhadap mereka.
Rekaman yang dipublikasikan tahun lalu konon memperlihatkan tentara di Sde Teiman memperkosa seorang tahanan Palestina setelah membentuk penghalang manusia di sekelilingnya.
Sejak perang Israel di Gaza dimulai dua tahun lalu, banyak warga Palestina yang ditahan oleh pasukan Israel mengaku telah dilecehkan secara seksual oleh pasukan di Sde Teiman.
Namun, belum ada yang ditangkap atas pelecehan tersebut hingga 29 Juli, ketika polisi militer menggerebek fasilitas tersebut, bentrok dengan tentara, dan menahan mereka.
Insiden tersebut memicu reaksi keras di Israel. Massa sayap kanan, termasuk seorang anggota parlemen dan seorang menteri, menyerbu pusat penahanan dan pengadilan militer sebagai protes terhadap penangkapan tersebut. (MEE/I-2)
