
MILITER Israel mengakui menewaskan seorang pekerja Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akibat tembakan tank di Deir al-Balah rusak pada 19 Maret. Padahal sebelumnya Pasukan Pertahanan Israel (IDF) membantah bertanggung jawab atas insiden di Jalur Gaza bulan lalu.
Pada Kamis (24/4), IDF mengatakan temuan awal dari investigasi menunjukkan pasukannya ternyata memang menewaskan pekerja PBB tersebut setelah secara keliru mengidentifikasi bangunan itu sebagai tempat yang terdapat “keberadaan musuh”.
“Bangunan tersebut diserang karena dinilai terdapat keberadaan musuh dan tidak diidentifikasi oleh pasukan sebagai fasilitas PBB,” dalam pernyataan IDF.
Temuan awal ini telah dibagikan kepada pihak PBB dan kesimpulan lengkapnya juga akan disampaikan, ujar IDF.
Mereka menambahkan: “IDF menyesalkan insiden serius ini dan terus melakukan proses peninjauan menyeluruh untuk mengambil pelajaran operasional serta mengevaluasi langkah tambahan guna mencegah kejadian serupa di masa depan. Kami menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas kehilangan ini dan menyampaikan simpati kepada keluarga korban.”
Insiden tersebut menewaskan pekerja PBB asal Bulgaria, Marin Valev Marinov. Lima staf PBB lainnya mengalami luka secara serius. Kejadian ini berlangsung sehari setelah Israel melanjutkan serangan terhadap Hamas menyusul runtuhnya gencatan senjata selama dua bulan.
Sekretaris Jenderal PBB António Guterres saat itu menyerukan penyelidikan penuh terhadap insiden tersebut. Juru bicara PBB menyatakan: “Lokasi seluruh fasilitas PBB diketahui oleh semua pihak yang terlibat konflik, dan mereka terikat oleh hukum internasional untuk melindunginya serta menjamin kekebalan mutlaknya.”
Setelah serangan tersebut, Kantor PBB untuk Layanan Proyek (UNOPS) mengatakan “bahan peledak dijatuhkan atau ditembakkan” ke sebuah wisma tamu yang terletak di lokasi yang “terpencil.” Direktur Eksekutif UNOPS, Jorge Moreira da Silva, mengatakan insiden itu “bukan sebuah kecelakaan.”
Rekaman video yang telah diverifikasi oleh BBC memperlihatkan orang-orang terluka – dua di antaranya mengenakan rompi antipeluru biru bertanda PBB – tiba di rumah sakit menggunakan ambulans dan mobil PBB.
Awal pekan ini, IDF juga menyatakan terdapat “kegagalan profesional” yang menyebabkan tewasnya 15 petugas darurat dalam insiden lain di Gaza bulan lalu.
Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas menyebutkan bahwa sedikitnya 1.978 orang telah tewas sejak Israel kembali melancarkan serangan, dengan sedikitnya 50 orang dilaporkan tewas akibat serangan udara Israel pada hari Kamis.
Israel menyatakan tekanan militer tersebut bertujuan memaksa Hamas membebaskan 59 sandera yang masih mereka tahan, 24 di antaranya diyakini masih hidup.
Israel juga telah memblokir seluruh pengiriman bantuan kemanusiaan dan pasokan lainnya ke Gaza selama tujuh minggu. PBB menyebut hal ini “semakin membuat warga sipil kehilangan sarana untuk bertahan hidup dan menghancurkan seluruh aspek kehidupan sipil.” (BBC/Z-2)