(DOK MSHARIA)
Puluhan investor asal Korea Selatan berkunjung ke Pesantren Al Tsaqofah, Jakarta, untuk bertemu dengan Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj, MA, Ketua Umum Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) sekaligus pengasuh pesantren tersebut. Kunjungan ini menjadi momentum awal kerja sama swasta Indonesia–Korea dalam pengembangan produk digital dan kosmetik halal.
Dalam kesempatan itu, dilakukan peluncuran aplikasi dan gim M Sharia, serta penandatanganan dua nota kesepahaman. Pertama, antara Pesantren Al Tsaqofah, LPOI, dan M Sharia dalam bidang pengembangan serta pemasaran produk digital. Kedua, antara Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang dan M Sharia untuk kerja sama pengembangan serta pemasaran produk kosmetik halal.
Dalam sambutannya, KH. Said Aqil menekankan pentingnya penguasaan teknologi bagi kalangan santri. “Santri tidak boleh ketinggalan teknologi. Kita harus punya pasukan siber yang solid agar bisa memenangkan perang digital dan menguasai dunia, baik secara online maupun offline,” ujarnya.
Ia mencontohkan Korea Selatan sebagai negara yang sukses menggabungkan kekuatan digital, modal sosial, dan modal budaya untuk merebut perhatian dunia. “Kita bisa belajar dari Korea yang mampu menggunakan kecerdasan buatan untuk memasarkan kreativitasnya. Santri harus jadi developer, data scientist, dan white hacker agar mampu bersaing secara global,” lanjutnya.
Dalam wawancara terpisah, Shofia Koswara, Pimpinan Adi Kencana Group yang mendampingi investor Korea, mengatakan bahwa silaturahmi ini juga bertujuan mengenalkan dunia pesantren kepada para pebisnis Korea. “Kami menggandeng pesantren untuk mengembangkan produk digital dan bekerja sama dengan Unwahas dalam pengembangan kosmetik halal,” jelasnya.
Sementara itu, Mr. Sang Kook Kim, Chairman M Sharia dari Korea, menilai pesantren sebagai mitra strategis dalam pengembangan bisnis lintas negara. “Pesantren memiliki jejaring luas dan basis pengikut yang kuat. Ini menjadi pintu utama kerja sama Indonesia–Korea di bidang digital dan kosmetik,” ujarnya.
Rektor Unwahas, Prof. Dr. Ir. Helmi Purwanto, ST, MT, menyambut baik kolaborasi ini. Ia menilai kerja sama dengan investor Korea dapat memperkuat hubungan antara perguruan tinggi dan dunia industri. “Ini berpeluang besar membuka kesempatan kerja dan mendorong kreativitas mahasiswa serta masyarakat luas,” katanya.
Menutup acara, KH. Said Aqil menegaskan komitmen pesantren untuk terus terbuka terhadap kerja sama yang membawa manfaat. “Pesantren siap berkolaborasi dengan siapa pun demi kemajuan dan kemaslahatan bersama,” pungkasnya. (H-1)


















































