
SEKRETARIS Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menyampaikan, capaian investasi Indonesia terus menunjukkan kinerja yang kuat dan semakin berkualitas. Pada kuartal I 2025 realisasi investasi nasional mencapai Rp465 triliun, meningkat 16% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara itu, secara kumulatif hingga semester I 2025, nilai investasi telah menembus Rp942,9 triliun, tumbuh 13,6% dibandingkan semester I 2024.
“Realisasi investasi ini merupakan capaian yang sangat baik. Dari sisi pertumbuhan, peningkatannya signifikan, dan dari sisi kualitas, investasinya juga semakin baik,” ujar Susiwijono dalam acara 1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran: Optimism on 8% Economic Growth yang digelar oleh Metro TV di Jakarta, Kamis (16/10)
Ia menjelaskan, capaian investasi saat ini jauh melampaui periode awal pemerintahan sebelumnya yang hanya berada di kisaran Rp200 triliun per kuartal. Kini, realisasi investasi konsisten di atas Rp450 triliun per kuartal selama tiga kuartal berturut-turut.
Selain peningkatan nilai, kualitas investasi juga tercermin dari penciptaan lapangan kerja. Pada kuartal II 2025, investasi berhasil menyerap 665 ribu tenaga kerja, jauh lebih tinggi dibandingkan periode awal pemerintahan sebelumnya yang rata-rata di bawah 200 ribu pekerja per kuartal. Dalam dua tahun terakhir, rata-rata penciptaan lapangan kerja per kuartal berada di kisaran 450–600 ribu orang.
“Dari sisi kualitas, ukuran yang paling jelas adalah berapa banyak lapangan kerja yang tercipta. Dan sekarang, rata-ratanya sudah jauh lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya,” terang Susiwijono
Susiwijono menuturkan kinerja positif tersebut merupakan hasil dari berbagai kebijakan pemerintah dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang merata.
“Intinya, capaian investasi Indonesia saat ini tidak hanya tumbuh signifikan, tetapi juga semakin berkualitas dan inklusif. Ini jauh lebih tinggi dibandingkan periode-periode sebelumnya,” pungkasnya.
Banyak potensi
Dalam kesempatan sama, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bobby Gafur Umar menekankan pentingnya investasi sebagai kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 5,12% menuju target 8%. Menurutnya, Indonesia memiliki banyak potensi untuk mencapai hal tersebut, mulai dari sumber daya alam hingga pasar domestik.
Indonesia disebut memiliki posisi unggul di berbagai sektor. Nomor satu di dunia untuk nikel dan kelapa sawit (CPO), dengan pasar domestik sebesar 280 juta orang. Kondisi ekonomi dan politik yang stabil semakin memperkuat daya tarik negara ini bagi investor.
"Satu kata kunci untuk memanfaatkan potensi tersebut adalah investasi. Memang dalam satu tahun ini banyak sekali gebrakan dari pemerintah," ujarnya.
Baru-baru ini, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menempatkan dana pemerintah Rp200 triliun ke Himbara untuk menggerakkan pasar riil.
"Tiba-tiba ada menteri yang kasih terobosan, Rp200 triliun ditaruh likuiditas di pasar," sambungnya.
Bobby menambahkan, pemerintah memiliki peran penting dalam unlocking value atau memaksimalkan potensi ekonomi Indonesia. Ia mencontohkan, meski negara lain memiliki jumlah penduduk relatif kecil, mereka mampu mengembangkan perbankan hingga kelas global. Indonesia disebut seharusnya mampu melakukan hal serupa karena memiliki potensi jauh lebih besar.
Namun, ia menekankan pemerintah tidak bisa mendorong ekonomi sendirian. Selama 10 tahun, pembangunan infrastruktur dilakukan oleh BUMN, sehingga partisipasi investor domestik dan asing masih terbatas.
"Saat ini adalah momentum untuk menarik swasta, baik dalam negeri maupun luar negeri, untuk berinvestasi,” pungkasnya. (H-3)