Inggris Jadi Negara Pertama yang Vaksinasi Gonore

5 hours ago 1
Inggris Jadi Negara Pertama yang Vaksinasi Gonore Ilustrasi(freepik)

INGGRIS akan menjadi negara pertama di dunia yang mulai memvaksinasi dari infeksi menular seksual (IMS) gonore. Vaksin ini akan difokuskan pada pria gay dan biseksual yang memiliki riwayat sering berganti pasangan seksual atau pernah terkena IMS.

Vaksin ini memiliki efektivitas sekitar 30%–40%, namun NHS England berharap hal ini dapat membalikkan tren peningkatan jumlah infeksi yang melonjak tajam. Tercatat lebih dari 85.000 kasus gonore di tahun 2023.

Gonore tidak selalu menunjukkan gejala, tetapi bisa meliputi rasa sakit, keluarnya cairan tidak normal, peradangan pada alat kelamin, dan bahkan menyebabkan kemandulan. 

Belum diketahui seberapa banyak orang yang akan memilih untuk divaksinasi. Namun, proyeksi dari Imperial College London menunjukkan jika vaksin ini cukup populer, maka bisa mencegah hingga 100.000 kasus dan menghemat biaya NHS hampir £8 juta dalam satu dekade ke depan.

Max, seorang aktivis kesehatan seksual, mengatakan kepada BBC Newsbeat, ia akan "100%" menerima vaksin ini setelah dua kali didiagnosis gonore dalam setahun. “Aku pikir ini luar biasa,” ujarnya. “Ini akan mengurangi tekanan di klinik, ini benar-benar kemenangan besar dari segala sisi.”

Vaksinasi akan dimulai pada Agustus dan akan tersedia melalui layanan kesehatan seksual. Public Health Scotland juga menyatakan sedang menyusun rencana peluncuran program vaksinasi untuk individu dengan risiko tinggi.

Apakah Cukup Efektif?

Vaksin ini sebenarnya bukan dirancang khusus untuk gonore. Ini adalah vaksin meningitis B (MenB) yang saat ini diberikan kepada bayi. Namun, bakteri penyebab kedua penyakit tersebut sangat mirip, sehingga vaksin MenB tampaknya mampu mengurangi kasus gonore hingga sepertiganya.

Hal ini memerlukan komunikasi yang hati-hati di klinik kesehatan seksual karena vaksin ini tidak menghilangkan risiko tertular gonore, yang umumnya ditularkan melalui hubungan seks tanpa kondom.

Prof Andrew Pollard, ketua Komite Bersama Vaksinasi dan Imunisasi (JCVI) yang merekomendasikan vaksin ini, mengatakan meskipun hanya 30% efektif, vaksin ini tetap “layak diberikan” dan dapat memberikan “dampak besar secara keseluruhan”. Keputusan ini bukan hanya didorong oleh jumlah kasus yang memecahkan rekor. Gonore juga semakin sulit diobati.

Sebagian besar kasus diobati dengan satu dosis antibiotik, tetapi bakteri penyebab gonore memiliki sejarah 80 tahun dalam mengembangkan resistansi terhadap antibiotik.

Hal ini juga mulai terjadi pada pengobatan saat ini, dan membuat sejumlah dokter khawatir bahwa suatu hari nanti gonore bisa menjadi penyakit yang tidak bisa diobati.

Pencegahan Penularan

Cara terbaik mengatasi infeksi yang resistan terhadap obat adalah dengan mencegah penularannya sejak awal.

"Peluncuran vaksinasi rutin pertama di dunia untuk gonore adalah langkah besar dalam kesehatan seksual dan akan sangat penting untuk melindungi individu, membantu mencegah penyebaran infeksi, dan mengurangi meningkatnya jumlah strain bakteri yang resistan terhadap antibiotik," ujar Dr Amanda Doyle dari NHS England. 

Kelompok yang paling terdampak gonore di Inggris adalah orang berusia 16–25 tahun, pria gay dan biseksual, serta orang-orang keturunan kulit hitam dan Karibia. Vaksin dianggap bernilai ekonomis jika diberikan terutama kepada pria gay dan biseksual, dibandingkan jika kepada seluruh remaja.

Namun, klinik memiliki kebebasan untuk menggunakan penilaian sendiri dan menawarkan vaksin kepada pengguna layanan kesehatan seksual lain yang juga dianggap berisiko tinggi.

Orang-orang juga akan ditawari vaksin untuk mpox (sebelumnya dikenal sebagai cacar monyet), HPV, dan hepatitis secara bersamaan.

"Ini adalah kabar luar biasa dan momen bersejarah bagi kesehatan seksual di Inggris. Kasus gonore berada di titik tertinggi sepanjang sejarah dan langkah ini berpotensi mengubah keadaan," ujar Prof Matt Phillips, presiden British Association for Sexual Health and HIV.

Belum diketahui berapa lama perlindungan dari vaksin ini akan bertahan atau seberapa sering dosis penguat (booster) diperlukan. Keputusan ini diambil hampir satu setengah tahun setelah program vaksinasi disarankan oleh JCVI Inggris.

Aktivis kesehatan seksual sebelumnya mengkritik lamanya waktu tunggu, tetapi menyambut baik keputusan ini. Katie Clark, kepala kebijakan dan advokasi di Terrence Higgins Trust, menyebutnya sebagai "kemenangan besar". (BBC/Z-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |