
INDONESIA secara resmi akan memproduksi alat kesehatan CT Scan dari dalam negeri dan menjadi yang pertama di ASEAN, hasil kerja sama antara PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) dengan GE HealthCare, di mana fasilitas produksi akan dilakukan di PT Forsta Kalmedic Glibal (Forsta), Bogor.
Adapun selama ini penyediaan CT Scan di Indonesia 100% diimpor dari luar negeri dengan nilai USD 42 juta. Produksi dalam negeri ini tentu akan mengurangi ketergantungan impor terhadap alat kesehatan di Indonesia.
Direktur Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan, Lucia Rizka Andalusia, menjelaskan, belajar dari pandemi covid-19, pemerintah memiliki 10 prioritas alat kesehatan yang harus diproduksi dalam negeri.
“7 alat kesehatan di antaranya teknologi rendah sampai sedang yang sudah terpenuhi. Masih ada 3 lainnya teknologi menengah sampai tinggi itu salah satunya CT Scan ini,” ungkapnya dalam acara Peresmian Fasilitas Produksi CT Scan Pertama di Indonesia, di Forsta Bogor, Senin (2/6).
Lebih lanjut, Rizka menambahkan bahwa selama ini, salah satu tantangan Indonesia adalah masih bergantung terhadap impor alat kesehatan. Dari 2024 sebanyak 54,4% total alat kesehatan masih didominasi oleh produk impor.
“Masih banyak masyarakat kita belum bisa mendapatkan layanan CT Scan. Oleh karena itu, kita pengadaan CT Scan dari 2025-2027 untuk pemenuhan CT Scan sebanyak 306 RS akan dipenuhi CT Scan ini dan RS ini diharapkan dapat melakukan pemenuhan CT Scan ini,” ujar Rizka.
Dengan produksi dalam negeri ini, diharapkan beban biaya kesehatan dapat menurun dan efisien dengan lokalisasi produk dalam negeri dan diharapkan beban anggaran pengadaan CT Scan akan turun dan skrining untuk masyarakat makin berkembang.
“Harapannya ke depan pemenuhan CT Scan di ASEAN juga dapat dipenuhi dari Indonesia,” tuturnya.
Alat kesehatan CT Scan merupakan produk yang cukup rumit, untuk itu dalam kesempatan ini juga dilibatkan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten).
Deputi Perizinan dan Inspeksi Bapeten, Zainal Ariffin, mengatakan bahwa produksi CT Scan di Indonesia ini bukan hanya mengurangi ketergantungan terhadap produk impor, tapi juga membawa dampak multidimensi yang positif seperti peningkatan aksesibilitas dan kualitas layanan kesehatan di Indonesia.
“Diharapkan ketersediaan CT Scan semakin merata dan terjangkau sampai pelosok di Indonesia, penguatan industri dalam negeri dan pembukaan lapangan kerja baru serta terjadi transfer pengetahuan dan teknologi,” ujar Zainal Ariffin.
Menurutnya saat ini penggunaan CT Scan belum merata di seluruh rumah sakit Indonesia. Dari 3.200 RS yang ada di Indonesia, baru ada sekitar 1.500 CT Scan yang tersedia.
Di tempat yang sama, Direktur Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian, Kementerian Perindustrian, Solehan, menjelaskan bahwa selama ini produksi alat kesehatan di Indonesia masih berkutat di teknologi rendah sampai menengah, sementara CT Scan ini menggunakan teknologi menengah sampai tinggi.
“Industri alat kesehatan di Indonesia masih low to medium dan sekarang kita bekerja sama dengan perusahaan medium to high untuk memproduksi CT Scan dengan bekerja sama perusahaan lokal PT Kalbe. Kami harap ke depan dapat tumbuh industri alat kesehatan yang kuat dalam mendukung perkembangan ke depan. Saya optimis Indonesia mampu menjadi pusat produksi alat kesehatan global,” ujar Solehan.
Di lain pihak, CEO PT Kalbe Farma Tbk, Irawati Setiady, mengatakan bahwa setelah lebih dari 15 tahun alat kesehatan CT Scan ada di Indonesia, saat ini menjadi waktu yang tepat untuk dapat memproduksinya dalam negeri.
“CT Scan ini termasuk alat diagnostik yang banyak digunakan di Indonesia untuk berbagai macam penyakit, baik kanker hingga strok. Kami harapkan CT Scan dapat bermanfaat bagi masyarakat. Kita berusaha memenuhi kebutuhan akan CT Scan dan bersama GE HealthCare untuk bisa memproduksi CT Scan ini yang pertama di ASEAN. Jadi kita juga bisa cover pasar di ASEAN,” ucap Irawati.
Irawati percaya bahwa kolaborasi dibutuhkan agar Indonesia dapat meningkatkan ketahanan kesehatan dan tercipta ekosistem kesehatan yang terintegrasi dan meningkatkan penetrasi kesehatan di seluruh Indonesia, tidak hanya di kota besar.
Sementara itu, President & CE GE HealthCare International, Elie Chaillot, mengatakan bahwa Indonesia adalah negara yang luas dan beragam secara geografis, dengan lebih dari 280 juta penduduk yang tersebar di ribuan pulau. Menyediakan layanan kesehatan yang berkualitas tinggi dan merata di tengah lanskap ini adalah tantangan besar dan pihaknya siap mendukung upaya tersebut.
“Dengan hadirnya fasilitas baru ini, kami membantu mempercepat ketersediaan alat diagnostik canggih, khususnya CT scanner, yang sangat penting dalam mendiagnosis dan menangani kondisi seperti kanker, strok, dan penyakit jantung. Dengan memproduksi alat-alat ini secara lokal, kami dapat memangkas waktu pengiriman dan menjangkau lebih banyak pasien dengan lebih cepat,” ujar Elie.
“Selama lebih dari 125 tahun, GE HealthCare telah melayani komunitas di seluruh dunia. Hari ini, kami menegaskan kembali komitmen kami kepada Indonesia, bukan sekadar sebagai pasar, tetapi sebagai mitra jangka panjang dalam kemajuan,” pungkasnya. (H-2)