Indonesia Pertahankan Gelar Juara Umum di Polytron Indonesia Para Badminton International 2025

1 week ago 15
Indonesia Pertahankan Gelar Juara Umum di Polytron Indonesia Para Badminton International 2025 Kejuaraan Polytron Para Badminton 2025(Dok Polytron Indonesia)

INDONESIA kembali menegaskan dominasinya di ajang bulu tangkis disabilitas dunia. Hal itu dibuktikan setelah mempertahankan gelar juara umum pada turnamen Polytron Indonesia Para Badminton International 2025 yang berlangsung di GOR Indoor Manahan, Solo, Jawa Tengah, 29 Oktober hingga 2 November 2025.

Dari 21 nomor yang dipertandingkan, tim Merah Putih sukses mengoleksi enam medali emas. Capaian tersebut sekaligus memperpanjang tradisi juara umum Indonesia menjadi empat tahun beruntun.

Commercial Director Polytron, Tekno Wibowo, menyampaikan apresiasi kepada para pemenang dan berharap kemenangan ini menjadi motivasi untuk berprestasi di level yang lebih tinggi.

“Kami mengucapkan selamat untuk para pemenang. Seperti semangat yang kami bawa yakni Always On, kami berharap agar para atlet terus memiliki daya juang untuk meraih prestasi-prestasi yang jauh lebih prestisius di kancah dunia,” ujar Tekno.

Ia juga memberi semangat kepada para peserta yang belum meraih kemenangan. “Jangan berkecil hati dan semoga bisa menjadikan turnamen ini sebagai pengalaman untuk bahan evaluasi,” lanjutnya.

Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin, menilai meningkatnya status turnamen menjadi Grade 2 Level 1 membuat persaingan semakin ketat. Meski raihan emas Indonesia menurun dibanding tahun lalu, ia menegaskan perjuangan para atlet layak diapresiasi.

“Kami mengapresiasi perjuangan seluruh tim Indonesia pada turnamen ini sehingga kembali mempertahankan gelar juara umum,” kata Yoppy. 

“Kami harap hasil ini menjadi bukti bahwa meski persaingan semakin ketat, semangat mereka justru semakin berkobar.”

Yoppy menambahkan, keberhasilan ini menjadi tanda ekosistem dan regenerasi atlet para badminton Indonesia terus terjaga dengan baik.

Sementara itu, Ketua Umum NPC Indonesia, Senny Marbun, menyampaikan rasa syukur atas keberhasilan Indonesia menjadi tuan rumah sekaligus juara umum. Ia berharap Indonesia dapat dipercaya menggelar event para badminton level dunia di masa mendatang.

“Keberhasilan ini adalah bukti bahwa Indonesia sanggup menjadi tuan rumah event besar yang melibatkan banyak negara di dunia,” ujarnya. “Semoga Indonesia mendapat kepercayaan menjadi tuan rumah Kejuaraan Dunia para badminton.”

Senny juga memberikan apresiasi kepada para atlet yang telah berjuang. “Saya mengucapkan selamat kepada para atlet yang sudah berjuang sehingga Indonesia bisa kembali mempertahankan gelar juara umum meski tingkat persaingan tahun ini lebih berat,” katanya.

Salah satu medali emas Indonesia disumbangkan Qonitah Ikhtiar Syakuroh dari nomor Tunggal Putri SL 3. Menghadapi unggulan kedua asal Nigeria, Mariam Eniola Bolaji, Qonitah sempat mengaku tegang di awal laga sebelum lawannya cedera dan tidak mampu melanjutkan pertandingan pada kedudukan 20-16 di gim pertama.

“Pertandingan final kali ini di luar ekspektasi karena saya cukup tegang di awal,” ungkap Qonitah. “Namun, di luar dugaan dia tidak bisa melanjutkan pertandingan karena cedera, sehingga saya akhirnya keluar sebagai juara.”

Pemain peringkat satu dunia itu menegaskan keberhasilannya tak lepas dari dukungan keluarga dan pelatih. Ia menargetkan prestasi lebih tinggi pada ajang ASEAN Para Games 2026 di Thailand.

“Keberhasilan ini tidak lepas dari doa orangtua dan kerja keras saya dalam latihan,” ujar Qonitah. “Berikutnya saya menargetkan bisa memenangi medali emas di ASEAN Para Games tahun depan.”

Selain Indonesia, India menempati posisi kedua dalam klasemen akhir dengan lima setengah medali emas. Salah satunya diraih Naveen Sivakumar, yang menaklukkan juara Paralimpiade dua edisi, Lucas Mazur dari Prancis, dalam final Tunggal Putra SL 4 dengan skor 17–21, 23–21, 21–12.

“Ini pertama kalinya saya bisa memenangi medali emas di turnamen Indonesia Para Badminton,” kata Naveen. “Keberhasilan ini membuat saya semakin termotivasi untuk mengejar prestasi lebih besar lagi seperti di Kejuaraan Dunia.”

Naveen mengakui duel melawan Mazur menjadi tantangan terberatnya. “Bertanding di final melawan Lucas tentu sangat sulit karena dia adalah juara Paralimpiade 2020 dan 2024. Tapi saya berusaha fokus dan tidak melakukan banyak kesalahan, dan semua usaha itu akhirnya membuahkan hasil,” ujarnya. (e-4)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |