Ilustrasi(Dok Olive Group)
DI tengah tren global menuju transportasi hijau, Olive Group mempertegas komitmennya membangun ekosistem kendaraan niaga energi baru (New Energy Commercial Vehicle/NECV) di Indonesia. Perusahaan yang fokus pada investasi dan operasional di sektor energi bersih tersebut menyiapkan strategi jangka panjang untuk memperkuat posisinya di pasar kendaraan listrik niaga nasional.
Chairman Olive Group, An Shaohong, mengungkapkan perkembangan terbaru kolaborasi dengan perusahaan publik Indonesia, PT Oscar Mitra Sukses Sejahtera Tbk (OLIV). Ia menegaskan, inti strategi Olive Group adalah membangun ekosistem kendaraan niaga hijau yang lengkap.
“Kami bukan produsen mobil tradisional atau penyedia layanan leasing tunggal. Kami mengintegrasikan manufaktur kendaraan, bank baterai, dan platform digital untuk menyediakan solusi logistik hijau terpadu, yang secara fundamental mengurangi total biaya kepemilikan pelanggan dan mendorong transportasi berkelanjutan di Indonesia,” kata An Shaohong, melalui keterangannya, Senin (27/10).
Olive Group juga menegaskan dukungannya terhadap inisiatif pemerintah Indonesia dalam pengembangan industri kendaraan energi baru. Mereka berencana memamerkan prototipe kendaraan listrik murni (Battery Electric Vehicle/BEV) untuk logistik rantai dingin pada tahun ini. Langkah ini diharapkan membantu pertumbuhan ekosistem logistik hijau di Tanah Air.
Ekosistem bisnis Olive Group terbagi dalam tiga segmen utama. Pertama, litbang dan manufaktur kendaraan, melalui kerja sama dengan PT Safast Electric Vehicles Indonesia untuk mengembangkan dan memproduksi kendaraan niaga listrik.
Kedua, layanan energi, lewat kolaborasi dengan perusahaan baterai terkemuka membangun bank baterai untuk mendukung model pemisahan kendaraan dan baterai.
Ketiga, manajemen digital, dengan pengembangan platform BAMS (Battery Application Management System) dan T-BOX guna memantau armada serta meningkatkan efisiensi pengiriman.
An Shaohong juga memastikan, Olive Group telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat (CSPA) dengan Oliv.
“Penandatanganan CSPA menandai tahap krusial dalam kerja sama kami,” ujarnya. Ia menambahkan, proses kini tengah memasuki tahap peninjauan regulator dan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Rencana akuisisi Olive saat ini sedang dalam proses tinjauan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Olive Group menegaskan komitmen untuk mematuhi seluruh ketentuan keterbukaan informasi sesuai peraturan pasar modal Indonesia. Berbicara mengenai industri energi baru, An Shaohong menyebut Indonesia berada di titik penting transformasi transportasi hijau.
“Kami percaya bahwa logistik hijau bukanlah peluang bagi satu perusahaan saja, melainkan bagian integral dari peningkatan industri Indonesia,” ujarnya.
Ke depan, Olive Group akan terus mendorong pengembangan ekosistem kendaraan niaga energi baru di Indonesia dengan pendekatan kolaboratif dan terbuka. Langkah ini sejalan dengan upaya global menuju ekonomi hijau, pengurangan emisi, dan konservasi energi, menjadikan Indonesia sebagai pemain penting dalam rantai nilai kendaraan listrik dunia. (E-4)


















































