Imedic 2025 Tegaskan Penguatan Biosekuriti Nasional

6 hours ago 3
Imedic 2025 Tegaskan Penguatan Biosekuriti Nasional Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin(Kementerian Kesehatan)

Gelaran 2nd International Military Medicine (Imedic) Symposium and Workshop yang berlangsung di Aston Kartika Grogol, Jakarta, menegaskan pentingnya penguatan biosecurity dan biosafety dalam layanan kesehatan nasional. Forum berskala internasional ini juga menyoroti kolaborasi antara pemerintah, institusi militer, dan dunia medis untuk mempercepat riset serta pengembangan obat-obatan inovatif.

Mengusung tema Biosecurity and Biosafety in Healthcare Services, Imedic 2025 menghadirkan perwakilan dari berbagai kementerian, komunitas medis militer, dan pakar kesehatan dunia. Kegiatan ini menjadi wadah untuk berbagi pengetahuan, memamerkan teknologi, serta menyusun langkah strategis dalam memperkuat ketahanan biosekuriti Indonesia.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa kolaborasi antara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) memiliki peran strategis dalam memastikan kesiapan laboratorium dan sistem kewaspadaan nasional menghadapi potensi ancaman biologis.

“Teknologi seperti rapid test dan biologi molekuler harus dikuasai dan disebarluaskan agar deteksi dini dapat dilakukan secara cepat dan akurat,” ujarnya.

Budi menambahkan, penguatan jaringan laboratorium nasional perlu dibarengi dengan dukungan eksternal untuk mengantisipasi ancaman lintas batas. Ia menekankan pentingnya peningkatan kapasitas sumber daya manusia, penjaminan mutu, serta integrasi data kesehatan sebagai fondasi utama sistem deteksi dini.

“Kita harus siap dari hulu ke hilir, bahkan bila perlu memiliki mitra luar negeri sebagai proxy dalam upaya pencegahan ancaman biosecurity dan biosafety secara lebih dini,” imbuhnya.

Biosecurity dan Biosafety Jadi Pilar Pertahanan Kesehatan Nasional

Wakil Menteri Pertahanan, Donny Ermawan Taufanto, menegaskan bahwa isu biosecurity dan biosafety kini menjadi bagian integral dari pertahanan kesehatan nasional. Ia menilai sinergi lintas sektor dan lintas negara sangat penting untuk menghadapi ancaman biologis masa depan.

“Imedic menjadi forum strategis untuk melahirkan ide, kemitraan, dan solusi konkret guna memperkuat sistem biosecurity serta meningkatkan kesiapan tenaga medis militer dalam menghadapi ancaman biologis,” jelasnya.

Donny juga menekankan pentingnya langkah nyata pascasimposium, antara lain pelatihan tenaga medis militer berstandar internasional, pembaruan kurikulum berbasis kebutuhan operasional, dan pertukaran pengetahuan dengan mitra global.

“Kementerian Pertahanan mendukung penuh Imedic dan menargetkan hasil yang dapat langsung diterapkan, bukan sekadar wacana akademik,” tegasnya.

Ketua Perkumpulan Kedokteran Militer (Perdokmil), Mayjen (Purn) Prihati Pujowaskito, menyebut Imedic sebagai wadah penting untuk memperkuat jejaring kerja sama antara sektor militer dan sipil dalam mewujudkan ketahanan kesehatan nasional.

“Perdokmil berkomitmen menjembatani kolaborasi agar respons terhadap ancaman biologis makin terkoordinasi, mulai dari peningkatan kapasitas SDM hingga penguatan tata kelola,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa keberlanjutan forum ini perlu dijaga agar hasil rekomendasi dapat segera diimplementasikan dalam bentuk protokol operasional dan sistem rujukan nasional.

“Fokus kami adalah memastikan hasil diskusi dapat langsung diterapkan di lapangan untuk memperkuat kesiapsiagaan dan ketahanan biosekuriti Indonesia,” tutupnya.

Acara ini turut dihadiri oleh sejumlah tokoh internasional, antara lain Kepala BPOM Taruna Ikrar, mantan Direktur Research Policy & Cooperation WHO Tikki Pangestu, Chairman International Committee of Military Medicine Mayjen (Purn) Daniel Tjen, dan President World Council of Stem Cell Deby Susanti Vinski. Sekitar 200 peserta dari berbagai kementerian, lembaga, dan komunitas medis militer dunia hadir dalam simposium ini, menjadikan IMEDIC 2025 sebagai tonggak penting dalam upaya memperkuat biosekuriti dan biosafety Indonesia melalui kolaborasi lintas sektor dan internasional. (E-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |