Imedic 2025 Dorong Inovasi Kesehatan dan Ketahanan Obat Nasional

7 hours ago 1
Imedic 2025 Dorong Inovasi Kesehatan dan Ketahanan Obat Nasional Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin(Imedic)

Simposium dan lokakarya internasional International Military Medicine Symposium and Workshop (IMEDIC) ke-2 resmi digelar pada 22-24 Oktober 2025 di Jakarta. Mengangkat tema Biosecurity and Biosafety in Healthcare Services, forum ini menjadi wadah strategis untuk pertukaran ilmu, presentasi teknologi medis mutakhir, serta pembahasan strategi kolaboratif lintas sektor demi memperkuat sistem kesehatan nasional dan ketahanan biosekuriti.

Lebih dari 200 peserta hadir dalam ajang ini, terdiri atas perwakilan kementerian dan lembaga, ahli medis militer, serta delegasi internasional dari berbagai negara.

Upacara pembukaan dihadiri oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kepala BPOM Taruna Ikrar, Wakil Menteri Pertahanan Donny Ermawan Taufanto, Chairman International Committee of Military Medicine (ICMM) Daniel Tjen, serta mantan Direktur Riset Kebijakan WHO Tikki Pangestu.

Ketua Panitia IMEDIC 2025, Dian Andriani, menegaskan bahwa IMEDIC berfungsi sebagai forum strategis dalam memperkuat sinergi antara sektor kesehatan, pertahanan, dan penelitian medis.

“Ancaman biologi hanya bisa dihadapi dengan kerja sama. Melalui forum ini, kita berbagi pengetahuan, memperluas jejaring, dan memperbarui komitmen untuk melindungi manusia dengan ilmu dan kedisiplinan,” ujar Dian.

Ia juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang berkontribusi, termasuk Kementerian Pertahanan, Kementerian Kesehatan, Perdokmil, serta mitra nasional dan internasional.

Dalam sesi keynote speech, Tikki Pangestu menyoroti pentingnya inovasi dalam menghadapi tantangan kesehatan global. Ia menilai terapi sel punca (stem cell therapy) dan tobacco harm reduction sebagai contoh terobosan medis yang perlu diimplementasikan secara luas.

“Inovasi harus melahirkan solusi nyata untuk menjawab kebutuhan masyarakat,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala BPOM Taruna Ikrar mengungkapkan besarnya potensi ekonomi sektor obat dan makanan nasional yang mencapai Rp6.000 triliun per tahun. Indonesia, kata dia, memiliki 18.000 jenis obat herbal asli, jumlah terbesar di dunia, yang dapat dikembangkan menjadi produk medis global.

“Ini peluang emas bagi Indonesia untuk menjadi pemain utama di industri farmasi dunia,” tegas Taruna.

Sinergi Kesehatan dan Pertahanan untuk Antisipasi Wabah

Dalam pidato kuncinya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menekankan kesamaan misi antara Kemenkes dan Kementerian Pertahanan dalam melindungi masyarakat dari ancaman kematian akibat penyakit menular.

“Keduanya memiliki tanggung jawab yang sama, melindungi rakyat. Kolaborasi keduanya sangat penting untuk memetakan dan mencegah potensi wabah di masyarakat,” jelasnya.

Budi mengingatkan bahwa penyakit akibat patogen menjadi salah satu ancaman paling mematikan di dunia modern. “Jika kita siap dan mampu berkoordinasi lintas sektor, maka wabah besar sekalipun dapat dikendalikan dengan baik,” ujarnya.

Melalui IMEDIC 2025, Indonesia menegaskan komitmennya untuk memperkuat biosekuriti nasional, meningkatkan kapasitas riset medis, serta menciptakan ekosistem inovasi kesehatan yang berkelanjutan.

Forum ini diharapkan dapat menjadi pijakan strategis menuju kemandirian industri obat, peningkatan kesiapsiagaan medis militer, serta penguatan diplomasi kesehatan Indonesia di tingkat global. (E-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |