
UPAYA penyelamatan badak putih utara, salah satu spesies paling langka di dunia memasuki tahap baru. Tim ilmuwan internasional dari konsorsium BioRescue kembali mencatat sejarah setelah berhasil mentransfer embrio badak putih utara murni ke induk pengganti badak putih selatan di Kenya.
Langkah ini menjadi tonggak penting dalam misi global untuk menghidupkan kembali spesies yang kini hanya tersisa dua individu betina di dunia.
Keberhasilan ini merupakan lanjutan dari pencapaian besar BioRescue pada 2023. Saat itu, tim ilmuwan untuk pertama kalinya berhasil menciptakan kehamilan badak melalui transfer embrio, sebuah terobosan dalam dunia konservasi.
Embrio badak putih selatan yang digunakan berasal dari hasil pembuahan in vitro, dengan sel telur dan sperma yang dikumpulkan secara terpisah. Embrio tersebut kemudian ditanamkan ke tubuh induk pengganti bernama Curra di Ol Pejeta Conservancy, Kenya.
Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa Curra tengah mengandung janin jantan berusia 70 hari dengan panjang sekitar 6,4 cm. Temuan ini menjadi bukti pertama bahwa teknik transfer embrio pada badak dapat berhasil.
Sayangnya, sebelum kelahiran terjadi, Curra dan pejantan penggoda steril bernama Ouwan ditemukan mati akibat infeksi bakteri setelah banjir melanda kawasan konservasi. Meski tragedi itu menjadi pukulan berat, analisis DNA kemudian memastikan bahwa kehamilan Curra benar-benar berasal dari embrio hasil transfer.
Penemuan ini menjadi bukti konsep yang membuka jalan bagi tahap selanjutnya, yaitu transfer embrio badak putih utara murni.
Hingga kini, tim BioRescue telah berhasil membuat dan menyimpan 38 embrio badak putih utara hasil kombinasi sel telur dan sperma dari individu berbeda yang telah punah. Embrio-embrio tersebut disimpan dalam nitrogen cair di Berlin, Jerman, dan Cremona, Italia, dengan suhu minus 196°C, menunggu induk pengganti yang siap menerima implantasi.
Misi ini jelas tidak mudah. Proses pembuatan embrio dilakukan melalui teknologi canggih seperti intracytoplasmic sperm injection (ICSI) dan fertilisasi in vitro (IVF).
Semua tahapan, mulai dari pengambilan sel telur hingga implantasi, dikembangkan dari nol karena sebelumnya belum pernah diterapkan pada spesies sebesar badak. Setiap prosedur juga melalui penilaian etis oleh University of Padua, Italia, untuk memastikan kesejahteraan hewan tetap menjadi prioritas.
Saat ini, hanya dua betina badak putih utara yang tersisa di dunia: Najin dan anaknya, Fatu. Keduanya hidup di bawah pengawasan ketat di Ol Pejeta Conservancy. Dengan kemajuan terbaru ini, BioRescue semakin dekat pada tujuan besarnya, yaitu melahirkan kembali badak putih utara yang bisa hidup dan berkembang biak secara alami.
Didukung oleh Kementerian Pendidikan dan Riset Jerman (BMBF) dengan pendanaan mencapai €6 juta, proyek ini menjadi simbol kolaborasi global antara sains, dedikasi, dan harapan. Meski perjuangan masih panjang, keberhasilan demi keberhasilan menunjukkan bahwa manusia belum menyerah untuk memperjuangkan kehidupan spesies yang nyaris hilang dari muka bumi.
Sumber: Leibniz Institute for Zoo and Wildlife Research, Safari Park Dvůr Králové