Warga Thailand membawa foto Ratu Sirikit di depan RS Chulalongkorn, tempat ibunda raja Thailand itu meninggal dunia.(AFP/Chanakarn LAOSARAKHAM)
RATU Sirikit, ibunda Raja Thailand Vajiralongkorn, meninggal dunia di usia 93 tahun.
Ia meninggal dunia "dengan tenang" di sebuah rumah sakit di Bangkok pada Jumat (24/10) pukul 21.21 waktu setempat, ungkap Biro Rumah Tangga Kerajaan Thailand.
Sirikit telah "menderita beberapa penyakit" selama di rumah sakit sejak 2019, termasuk infeksi darah bulan ini, tambah biro tersebut.
Selama lebih dari enam dekade, Ratu Sirikit menikah dengan raja terlama di Thailand, Raja Bhumibol Adulyadej, yang meninggal dunia pada 2016.
Raja Vajiralongkorn telah memerintahkan Biro Rumah Tangga Kerajaan Thailand untuk menyelenggarakan pemakaman kerajaan, tambah pernyataan tersebut.
Jenazah Ratu Sirikit akan disemayamkan di Dusit Thorne Hall, Grand Palace, Bangkok, menurut pihak istana.
Anggota keluarga kerajaan Thailand juga akan menjalani masa berkabung selama satu tahun.
Ratu Sirikit bertemu calon suaminya, Raja Bhumibol, saat belajar musik di Paris, tempat ayahnya bertugas sebagai duta besar Thailand untuk Prancis.
"Itu seperti benci pada pandangan pertama," katanya dalam film dokumenter BBC keluaran 1980 tentang monarki Thailand, Soul of a Nation, seraya menambahkan bahwa sang raja datang terlambat ke pertemuan pertama mereka.
"Karena dia bilang akan tiba pukul empat sore. Dia tiba pukul tujuh, membuat saya berdiri di sana, membungkuk dan membungkuk," katanya.
Pasangan itu menikah pada 28 April 1950, tepat seminggu sebelum Raja Bhumibol dinobatkan di Bangkok.
Sebagai pasangan muda di tahun 1960-an, Ratu Sirikit dan Raja Bhumibol berkeliling dunia, bertemu dengan Presiden AS Dwight Eisenhower, mendiang Ratu Elizabeth II - serta Elvis Presley.
Selama dekade itu, ia sering masuk dalam daftar perempuan berbusana terbaik internasional.
Dalam wawancara langka pada 1980 dengan BBC, Ratu Sirikit juga menggambarkan hubungan antara monarki dan rakyat di Thailand, yang masih menerapkan hukum lese-majeste yang ketat yang melarang penghinaan terhadap monarki.
Ia berkata: "Raja dan ratu Thailand selalu berhubungan dekat dengan rakyat dan mereka biasanya menganggap raja sebagai bapak bangsa. Itulah sebabnya kami tidak memiliki banyak kehidupan pribadi, karena kami dianggap sebagai bapak dan ibu bangsa."
Ia dipandang sebagai tokoh keibuan yang penting bagi negara, dengan hari ulang tahunnya, 12 Agustus, diperingati sebagai Hari Ibu sejak 1976.
Pada 2008, ia menghadiri pemakaman seorang pengunjuk rasa antipemerintah yang tewas dalam bentrokan dengan polisi.
Ratu Sirikit menderita stroke pada 2012, setelah itu ia jarang terlihat di depan umum.
Ia meninggalkan seorang putra dan tiga putri. (bbc/Z-1)


















































