Merokok meningkatkan risiko stroke hingga enam kali lipat.(Dok. Freepik)
Merokok telah lama dikenal sebagai kebiasaan yang merusak tubuh, bukan hanya bagi paru-paru atau jantung, tetapi juga otak. Salah satu dampak serius dari kebiasaan ini adalah stroke, yaitu gangguan pada sistem saraf akibat terhambatnya aliran darah ke otak.
Banyak penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara merokok dan stroke sangat erat. Perokok aktif memiliki risiko stroke hingga dua kali lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak merokok.
Bagaimana Merokok Menyebabkan Stroke?
Stroke terjadi ketika suplai darah ke otak terhenti karena penyumbatan pembuluh darah (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah otak (stroke hemoragik). Merokok memicu kondisi ini melalui beberapa mekanisme, antara lain:
- Meningkatkan tekanan darah dan detak jantung.
- Menurunkan kadar oksigen dalam darah akibat paparan karbon monoksida.
- Membuat darah lebih kental sehingga mudah menggumpal.
- Menurunkan kadar kolesterol baik (HDL) dan meningkatkan kolesterol jahat (LDL).
- Memicu aterosklerosis, yaitu pengerasan dan penyempitan arteri.
Menurut Stroke Association, orang yang merokok 20 batang sehari memiliki risiko stroke enam kali lebih tinggi dibandingkan non-perokok.
Dampak Merokok setelah Terkena Stroke
Bagi penderita yang sudah pernah mengalami stroke, tetap merokok dapat memperbesar risiko kambuhnya stroke berikutnya.
Risiko kematian akibat stroke atau serangan jantung bahkan meningkat dua kali lipat pada mereka yang masih merokok setelah sembuh. Kondisi ini juga berlaku pada silent stroke, yaitu stroke tanpa gejala yang jelas.
Berhenti merokok menjadi langkah penting untuk memutus siklus berbahaya ini.
Zat Berbahaya dalam Rokok yang Merusak Otak dan Pembuluh Darah
Asap rokok mengandung lebih dari 4.000 zat kimia berbahaya, seperti:
- Karbon monoksida → menurunkan kadar oksigen dalam darah.
- Nikotin → meningkatkan tekanan darah dan mempercepat detak jantung.
- Formaldehida, arsenik, dan sianida → merusak sel-sel tubuh dan pembuluh darah.
Kombinasi zat-zat ini menyebabkan gangguan sirkulasi darah dan meningkatkan potensi terbentuknya gumpalan darah, pemicu utama stroke.
Berhenti Merokok untuk Menurunkan Risiko Stroke
Kabar baiknya, tubuh mulai memperbaiki diri segera setelah seseorang berhenti merokok.
Berikut efek positifnya:
- 1 bulan: tekanan darah mulai menurun.
- 1 tahun: risiko stroke dan penyakit jantung berkurang hingga 50%.
- 5–10 tahun: risiko stroke hampir sama dengan orang yang tidak pernah merokok.
Berhenti merokok terbukti mengurangi risiko stroke berulang dan meningkatkan harapan hidup.
Kesimpulan: Tidak Pernah Terlambat untuk Berhenti Merokok
Hubungan antara merokok dan stroke sudah jelas: semakin lama dan banyak seseorang merokok, semakin besar risikonya. Namun, berhenti merokok kapan pun akan memberikan manfaat besar bagi kesehatan otak, jantung, dan seluruh tubuh.
Setiap hari tanpa rokok adalah langkah menuju tubuh yang lebih sehat dan bebas dari risiko stroke. (Z-10)


















































