6 hours ago
4
Ini menjadi tahun kedua kolaborasi AFAA dengan Jakarta Film Week, dengan rangkaian film dan kegiatan yang semakin memperkuat jembatan antara talenta Hong Kong dan Indonesia.(Dok. Istimewa)
Hong Kong memperkenalkan karya terbaiknya di Jakarta Film Week 2025 lewat Hong Kong Film Gala Presentation, program unggulan yang menghadirkan sineas dan film pilihan dari berbagai genre untuk memperkuat hubungan budaya antara Hong Kong dan Indonesia.
Diselenggarakan oleh Asian Film Awards Academy (AFAA), program ini mempersembahkan karya-karya pilihan di berbagai kota seperti Singapura, Kuala Lumpur, Bali, Phnom Penh, Bangkok, Yogyakarta, dan Jakarta, merayakan keberagaman, imajinasi, serta energi sinema Hong Kong yang terus berevolusi.
Tahun ini menjadi tahun kedua kolaborasi AFAA dengan Jakarta Film Week, dengan rangkaian film dan kegiatan yang semakin memperkuat jembatan antara talenta Hong Kong dan Indonesia.
Empat film panjang hadir mewakili wajah baru sinema Hong Kong: Another World (2025) karya Tommy Kai Chung Ng, Possession Street (2024) karya Jack Lai, Band Four (2023) karya Mo Lai Yan Chi, serta Stuntman (2025) karya Herbert Leung dan Albert Leung.
Selain itu, empat film pendek turut memperkaya program tahun ini: Sweet, Sour and Bitter… (2024) karya Frankie Lee Chak Hang, Once Upon a Time There Was a Mountain (2024) karya To Chun Him, Bric-a-Brac (2024), dan Sound of a Silence (2022) karya Yan Yan Mak.
Hadir pula para pembuat film yang berpartisipasi langsung dalam sesi diskusi dan Q&A bersama penonton, termasuk Jack Lai (sutradara Possession Street), Albert Leung (ko-sutradara Stuntman), Jason Delon (art director Sweet, Sour and Bitter…), dan Sam Chan (DoP Anatomy of a Call, yang berkompetisi dalam Global Short Competition 2).
Selain berinteraksi melalui sesi media dan perbincangan pasca pemutaran, para pembuat film Hong Kong juga berpartisipasi dalam program-program tematik Jakarta Film Week, di antaranya Day Tai, yang menjadi pembicara dalam Masterclass Scoring: Creating Music, Amplifying Feelings di Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta (FFTV IKJ), serta Jack Lai, yang berbagi pengalaman dalam sesi Program Talks: Directing as Discovery.
Menurut Jude Cheung, Senior Manajer Program Hong Kong Film Gala Presentation, kolaborasi ini menjadi ruang pertemuan penting antara dua generasi sinema yang berbeda.
“Ini kesempatan yang sangat baik untuk mempertemukan generasi baru pembuat film Hong Kong dengan penonton lokal di Jakarta,” ujarnya, “karena mungkin mereka belum begitu akrab dengan era keemasan sinema Hong Kong di masa lalu.”
Puncak kehadiran delegasi Hong Kong terjadi pada Hong Kong Gala Night yang digelar pada 23 Oktober, mempertemukan para sineas Hong Kong dengan pelaku film Indonesia, termasuk Duta Festival sekaligus nomine Piala Citra Claresta Taufan, produser Dewi Umaya, profesional pemasaran dari rumah produksi seperti MD Pictures dan Imajinari, serta sutradara dan produser seperti Adriyanto Dewo dan Perlita Desiani dari Relate Films.
Dalam suasana santai dan penuh pertukaran ide, ko-sutradara Stuntman Albert Leung menyoroti pentingnya dukungan kelembagaan untuk kolaborasi lintas negara.
“I would really like to see if there are institutional supports for co-productions,” katanya. “I think Indonesian cinema is expanding toward the global horizon, and it’s very important to have creative synergies between regions.”
Dalam kesempatan yang sama, AFAA juga mengumumkan secara resmi bahwa Asian Film Awards ke-19 kini telah dibuka untuk pendaftaran.
Penghargaan bergengsi ini memberikan apresiasi atas pencapaian luar biasa di industri film Asia melalui berbagai kategori seperti Best Film, Best Director, Best Actor, Best Actress, Best Screenplay, dan Best Cinematography.
Para pembuat film di seluruh Asia diundang untuk mengirimkan karya mereka dan menjadi bagian dari perayaan keunggulan sinema Asia ini. Informasi lebih lanjut dapat diakses melalui situs resmi AFAA.
Malam penuh pertukaran ide dan inspirasi ini diselenggarakan oleh Asian Film Awards Academy bekerja sama dengan Jakarta Film Week, dengan dukungan finansial dari Create Hong Kong (Create HK), Film Development Fund, Pemerintah Daerah Administratif Khusus Hong Kong, serta Hong Kong Economic and Trade Office Jakarta.
