Hasil Investigasi Terbaru: Liam Payne dalam Pengaruh Alkohol dan Narkoba Saat Meninggal

2 weeks ago 20
 Liam Payne dalam Pengaruh Alkohol dan Narkoba Saat Meninggal Kejaksaan Pidana dan Pemasyarakatan Nasional Argentina mengungkap Liam Payne memiliki kadar alkohol 2,7 gram per liter dalam darahnya saat meninggal dunia pada Oktober 2024.(Instagram)

KEJAKSAAN Pidana dan Pemasyarakatan Nasional mengungkapkan mantan anggota One Direction, Liam Payne memiliki kadar alkohol hingga 2,7 gram per liter dalam darahnya saat meninggal dunia.

Penyanyi yang meninggal pada Oktober setelah terjatuh dari balkon di CasaSur Palermo Hotel, Argentina, juga memiliki "metabolit kokain, metilecgonina, benzoylecgomina, cocaethylene, serta obat sertraline" dalam tubuhnya, menurut rilis yang diterjemahkan dari bahasa Spanyol.

Dalam konsentrasi alkohol dalam darah (BAC), 2,7 gram per liter setara dengan 0,27%, yang dapat menyebabkan kebingungan, perasaan linglung, dan disorientasi, menurut Alcohol.com.

Siaran pers tersebut juga mengonfirmasi Braian Paiz telah didakwa atas tuduhan memasok narkoba dengan imbalan uang, meskipun sebelumnya ia membantah tuduhan itu dan mengklaim memberikannya secara gratis.

Menurut hakim, "bukti yang dikumpulkan menunjukkan adanya transaksi berbayar dalam pemberian narkoba dan memungkinkan konfirmasi dakwaan yang telah ditetapkan sebelumnya."

Hal ini dibuktikan melalui rekaman kamera keamanan yang menunjukkan pada dini hari 14 Oktober, Payne turun ke resepsionis hotel untuk meminta uang. Sementara itu, laporan polisi dari alamat tempat tinggal Paiz mengonfirmasi "seluruh penghuni/keluarga di tempat tersebut menjadikan penjualan narkoba sebagai mata pencaharian utama mereka."

Selain itu, siaran pers menyatakan dalam pemeriksaan pesan antara Payne dan Paiz, terdakwa, yang sebelumnya menyebut narkoba itu sebagai "hadiah", mengirim pesan kepada Payne: "Orang dengan cerutu itu baru saja menjawab saya, datang nanti kalau mau." Payne kemudian membalas, "Saya punya 100 dolar AS."

Pada November lalu, kantor kejaksaan mengungkap hasil laporan toksikologi Payne. Dalam 72 jam sebelum kematiannya, Payne diketahui memiliki "alkohol, kokain, dan antidepresan resep" dalam tubuhnya, menurut siaran pers tersebut.

"Kesimpulan ini diperoleh setelah tes toksikologi lengkap pada urin, darah, dan humor vitreous," demikian bunyi siaran pers itu.

Payne meninggal pada 16 Oktober 2024 di Buenos Aires, Argentina, dalam usia 31 tahun. Autopsi awal menyimpulkan ia meninggal akibat cedera multipel dan mengalami "pendarahan internal dan eksternal." Menurut BBC, pada Januari, penyebab kematiannya dikonfirmasi oleh penyelidikan di Inggris sebagai "polytrauma," sebagaimana disampaikan dalam sidang di Pengadilan Koroner Buckinghamshire pada Desember.

Siaran pers November juga menyatakan tiga orang ditangkap dan didakwa di Argentina sehubungan dengan kematian Payne setelah terjatuh dari balkon hotel lantai tiga.

Namun, pada 21 Februari, kantor kejaksaan mengonfirmasi teman Payne, Roger Nores, serta dua karyawan CasaSur Palermo Hotel, Gilda Martin dan Esteban Grassi, telah dibebaskan dari semua dakwaan setelah sidang di Pengadilan Pidana dan Pemasyarakatan Nasional Argentina.

Ketiga orang tersebut sebelumnya didakwa dengan tuduhan pembunuhan tidak disengaja pada Desember terkait kematian Payne dan berisiko menghadapi hukuman satu hingga lima tahun penjara jika terbukti bersalah, menurut laporan BBC.

Sementara itu, Ezequiel Pereyra dan Braian Paiz, yang didakwa menjual narkoba kepada Payne, tetap berada di penjara menunggu persidangan. Jika terbukti bersalah, mereka dapat menghadapi hukuman penjara antara empat hingga 14 tahun. (People/Z-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |