
HARGA kebutuhan pokok melonjak lagi, upaya melakukan penekanan dan menstabilkan harga serta membantu daya beli warga, sejumlah daerah di Jawa Tengah gelar Gerakan Pangan Murah (GPM) hingga hanya beberapa jam ludes diserbu pembeli.
Pemantau Media Indonesia Jumat (17/10) harga sejumlah kebutuhan pokok masih tinggi di sejumlah pasar tradisional di Jawa Tengah, lonjakan harga kebutuhan paling dirasakan yakni telur ayam ras yang hingga kini mencapai Rp29.000-Rp30.000 per kilogram, daging ayam potong Rp36.000 per kilogram dan mintak goreng Rp16.000-Rp18.000 per liter.
Selain harga sejumlah kebutuhan melonjak, harga kebutuhan pokok lain juga masih bertahan tinggi yakni beras Rp14.000 per kilogram, cabai merah Rp70.000 per kilogram, bawang merah dan putih Rp35.000 per kilogram, akibatnya warga terpaksa mengurangi belanja sejumlah kebutuhan.
"Harga naik semua, kenaikan paling terasa harga telur dari sebelumnya Rp25.000 per kilogram kini sampai Rp30.000 per kilogram," ujar Sarni,50, seorang pedagang sembako di Pasar Sumowono, Kabupaten Semarang.
Pedagang bumbu dapur di Pasar MAJT Semarang Nana,48, mengatakan harga bawang merah masih bertahan tinggi, karena di sejumlah daerah penghasil pertanian ini seperti Demak, Grobogan, Pati, Brebes belum memasuki masa panen raya, sehingga ketersediaan barang di pasar tidak banyak.
Hal serupa juga diungkapkan Wanardi,45, pedagang sembako di Pasar Grogolan, Pekalongan mengaku tidak dapat berbuat banyak dengan kenaikan harga ini, karena sudah naik sehak dari distributor sehingga juga mengurangi dagangan. "Kalo kita paling cari untung Rp500-Rp1.000 per kilogram, sudah naik dari sananya jadi kita ikuti saja," tambahnya.
Gerakan Pangan Murah
Menghadapi terjadinya lonjakan harga sejumlah barang kebutuhan pokok tersebut, sejumlah daerah di Jawa Tengah menggelar pasar murah, diharapkan adanya pasar murah ini dapat menekan dan menstabilkan harga, juga membantu kesulitan warga untuk memenuhi kebutuhan hidup karena daya beli menurun.
Ratusan warga menyerbu Lapangan Mataram, Kota Pekalongan ketika Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan ini, bekerja sama dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Tegal, serta melibatkan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), TP PKK, dan sejumlah pelaku UMKM binaan dinas terkait menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM).
"Saya sanfan mengapresiasi semua pihak yang ikut dalam GPM ini, karena sandat membantu warga di tengah terjadinya lonjakan harga kebutuhan di pasar," kata Wali Kota Pekalongan Achmad Afzan Arslan Djunaid.
Kepala KPw BI Tegal Bimala mengatakan pada kegiatan GPM di Pekalongan ini, diberikan. subsidi ongkos angkut komoditas Rp8,5 juta, untuk menekan harga jual beberapa bahan pokok sehingga dapat turun di bawah pasar seperti beras 5 kilogram dijual Rp57.500, minyak goreng Rp14.000 per liter, gula Rp15.500 per kilogram dan telur Rp27.500 per kilogram..
Gerakan Pangan Murah (GPM) digelar oleh Pemerintah Kabupaten Semarang di kantor Dinas Pertanian, Perikanan, dan Pangan (Dispertanikap), Kabupaten Semarang, ratusan warga langsung menyerbu dan memborong barang kebutuhan yang dijual di Awah harga pasaran l, sehingga hanya beberapa jam ludes terjual.
Kepala Dispertanikap Kabupaten Semarang Moh Edy Sukarno mengatakan gerakan pangan murah bertujuan untuk mencegah inflasi dan menjaga stabilitas harga pada sejumlah bahan pangan atau sembako. "GPM diselenggarakan ini juga sekaligus memperingati Hari Pangan Sedunia 2025," tambahnya.
Pada GPM ini, lanjut Edy Sujarno, sediakan berbagai jenis bahan pangan, mulai dari beras, minyak goreng, telur ayam, aneka jenis sayuran, hingga ada bawang merah dan bawang putih, yang dijual dengan harga murah untuk masyarakat seperti beras SPHP Rp57.000 per kemasan isi lima kilogram, telur ayam Rp25.000 per kilogram, minyak goreng Rp15.500 per kemasan satu liter.
“Khusus bawang merah dan bawang putih saat ini terjadi lonjakan, kami jual 1/3 kilogram di harga Rp11 ribu, sedangkan bawang putih 1/3 kilogram dijual dengan harga Rp10 ribu,” ujarnya. (H-2)