Harapan Damai Sirna, Israel Hantam Gaza Lagi

1 week ago 19
Harapan Damai Sirna, Israel Hantam Gaza Lagi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu(AFP)

MILITER Israel kembali melancarkan serangan udara mematikan di Gaza utara pada Rabu (29/10) malam, meskipun sebelumnya menyatakan akan melanjutkan gencatan senjata yang masih rapuh. Serangan ini terjadi di wilayah Beit Lahiya dan menewaskan sedikitnya dua orang, menurut laporan Rumah Sakit al-Shifa.

Israel mengeklaim operasi tersebut menargetkan lokasi penyimpanan senjata yang disebut sebagai ancaman langsung bagi pasukannya. Namun, aksi ini semakin memperburuk ketegangan di tengah upaya menjaga gencatan senjata yang telah berlaku sejak 10 Oktober.

Gelombang kekerasan terbaru muncul setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan serangan balasan yang kuat di Gaza selatan, menyusul tewasnya seorang tentara Israel di Rafah pada Selasa lalu. 

Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa serangan tersebut menewaskan 104 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak.

Israel menyatakan target mereka adalah para pejuang senior Hamas, dan setelah serangan besar itu, pihaknya kembali berjanji untuk mematuhi gencatan senjata mulai pertengahan Rabu.

Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menegaskan bahwa gencatan senjata tidak dalam bahaya meskipun ada peningkatan kekerasan.

Mediator regional dari Qatar menyampaikan rasa frustrasi terhadap eskalasi terbaru, namun tetap menegaskan komitmen untuk melanjutkan proses menuju fase berikutnya dari gencatan senjata, termasuk pembahasan pelucutan senjata Hamas.

Harapan Berubah Jadi Keputusasaan

Di Gaza, serangan baru ini menimbulkan trauma mendalam bagi warga yang sebelumnya berharap perang dua tahun ini segera berakhir. Koresponden Al Jazeera di Kota Gaza, Hani Mahmoud, menggambarkan situasi di lapangan sebagai kembalinya mimpi buruk masa lalu.

"Harapan singkat untuk ketenangan berubah menjadi keputusasaan," kata Mahmoud dikutip Al Jazeera, Kamis (30/10).

"Bagi banyak orang, ini mengingatkan pada minggu-minggu awal genosida, melihat intensitas dan skala kehancuran dari bom-bom besar di Kota Gaza," sebutnya.

Khadija al-Husni, seorang ibu pengungsi yang kini tinggal bersama anak-anaknya di sekolah pengungsian di kamp Shati, mengatakan serangan terbaru terjadi saat warga mulai mencoba membangun kembali kehidupan mereka.

"Ini kejahatan," katanya. 

"Entah ada gencatan senjata atau perang, tidak mungkin keduanya. Anak-anak tidak bisa tidur, mereka pikir perang sudah berakhir," pungkasnya. (Al Jazeera/H-4)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |