(DOK HANKOOK)
Pengereman menjadi aspek penting dalam keselamatan berkendara. Namun, banyak pengemudi masih melakukan kesalahan dalam teknik mengerem yang justru berpotensi membahayakan diri dan kendaraan.
National Sales Manager Passenger Car Radial (PCR) PT Hankook Tire Sales Indonesia, Apriyanto Yuwono mengingatkan bahwa pengereman tidak hanya soal menghentikan mobil, tetapi juga cara mengontrol kendaraan dengan aman dan efisien.
"Seringkali, pengendara punya kebiasaan mengerem tanpa melihat situasi, padahal dapat menimbulkan konsekuensi berjenjang yang merugikan, baik bagi kendaraan maupun keselamatan di jalan. Dampaknya, konsumsi bahan bakar jadi lebih boros, rem dan ban jadi lebih cepat aus, hingga menurunkan respons kendaraan di situasi darurat," kata Apriyanto dalam keterangannya, Kamis (30/10).
Sebagai produsen ban global, Hankook Tire menyoroti empat kesalahan pengereman yang umum dilakukan pengemudi. Pertama, terlalu lama menggunakan rem tangan saat parkir. Menurut Apriyanto, kebiasaan ini dapat membuat kampas rem lengket pada tromol, terutama jika digunakan dalam kondisi basah. Jika mobil dipaksa berjalan, sistem rem bisa rusak dan membahayakan pengendara.
Kesalahan kedua adalah mengandalkan pedal rem sepenuhnya saat melewati jalan menurun panjang dan curam. Cara ini berisiko menyebabkan rem overheating akibat gesekan berlebih antara kampas dan cakram.
"Solusinya, gunakan teknik engine brake dengan menurunkan gigi transmisi agar mesin membantu menahan laju mobil. Bisa juga memakai intermittent braking, yakni mengerem bertahap dengan jeda agar rem sempat mendingin," jelasnya.
Ketiga, banyak pengemudi mobil manual menekan pedal rem dan kopling bersamaan untuk memperlambat laju kendaraan. Padahal, saat kopling ditekan, tenaga mesin terputus dari roda, membuat mobil kehilangan daya pengereman dari mesin.
"Untuk hasil optimal, tekan rem terlebih dahulu baru kopling saat ingin menyesuaikan kecepatan. Gunakan keduanya bersamaan hanya saat mobil hampir berhenti atau dalam kondisi darurat," ujarnya.
Kesalahan keempat adalah terlalu sering melakukan rem mendadak. Kebiasaan ini memang bisa menghentikan mobil lebih cepat, tetapi memberi tekanan berlebih pada sistem rem dan ban. Akibatnya, permukaan ban aus tidak merata dan bisa membentuk flat spot yang menurunkan daya cengkeram.
"Di jalan licin, risiko selip makin tinggi. Maka biasakan pengereman halus dan bertahap. Salah satunya, untuk mobil berfitur ABS, pengemudi cukup menekan pedal rem secara konstan agar sistem bekerja menjaga traksi ban," ucapnya.
Selain teknik, perawatan kendaraan juga menjadi faktor penentu keselamatan. Para pengemudi juga perlu melakukan perawatan rutin, seperti mengganti kampas rem ketika muncul suara berdecit atau daya cengkeram mulai berkurang.
Lebih lanjut, Hankook sendiri memiliki dua produk unggulan mereka, yakni Kinergy Eco2 dan Ventus Prime 4, yang dirancang untuk menunjang stabilitas dan efisiensi berkendara.
Hankook Kinergy Eco2 merupakan ban segmen touring dengan teknologi Aqua-edge dan desain tapak yang dioptimalkan, memberikan efisiensi bahan bakar lebih baik, cengkeraman maksimal di jalan basah, serta tingkat kebisingan rendah untuk kenyamanan berkendara.
Sementara itu, Hankook Ventus Prime 4 hadir di segmen grand touring dengan teknologi High Mileage Compound, yang meningkatkan kekakuan blok tapak dan mengurangi keausan. Kombinasi ini menjadikan performa berkendara lebih efisien dan umur ban lebih panjang.
Hankook Kinergy Eco2 tersedia dalam ukuran ring 13–17 inci, sementara Ventus Prime 4 hadir dengan ukuran ring 16–19 inci. Kedua produk ini telah tersedia di jaringan resmi Hankook Tire di seluruh Indonesia dan siap mendukung kebutuhan berkendara masyarakat di berbagai kondisi jalan. (H-1)


















































