
KELOMPOK Hamas, Kamis (17/10), menegaskan komitmennya terhadap perjanjian gencatan senjata dengan Israel. Mereka menyatakan siap untuk mengembalikan seluruh jenazah sandera Israel yang masih tertinggal di Jalur Gaza.
Dalam pernyataan resminya, Hamas menjelaskan proses pengembalian jenazah kemungkinan akan memakan waktu. Pasalnya kondisi medan yang sulit di wilayah konflik.
“Proses pengembalian jenazah para tahanan Israel mungkin memerlukan waktu, karena sebagian di antaranya dimakamkan di dalam terowongan yang telah dihancurkan oleh pendudukan, sementara lainnya masih berada di bawah reruntuhan bangunan yang dibom dan diratakan,” ujar Hamas dalam pernyataannya.
Pernyataan ini muncul di tengah tekanan dari Israel, yang sebelumnya memperingatkan akan melanjutkan operasi militer di Gaza. Jika Hamas gagal mengembalikan seluruh jenazah sandera.
Sebelumnya, kedua pihak telah menyepakati gencatan senjata sementara sebagai bagian dari upaya internasional untuk mengakhiri konflik yang telah menewaskan ribuan warga sipil dan menyebabkan kehancuran luas di Gaza.
Meski demikian, situasi di lapangan masih rentan terhadap eskalasi baru. Hal itu mengingat adanya ketegangan mengenai pelaksanaan kesepakatan tersebut.
Pemerintah Israel belum memberikan tanggapan resmi atas pernyataan terbaru Hamas. Namun, pejabat Tel Aviv sebelumnya menegaskan pengembalian sandera dan jenazah merupakan syarat utama bagi keberlanjutan gencatan senjata.
Upaya ini menjadi ujian penting bagi kedua pihak untuk menjaga stabilitas gencatan senjata yang telah difasilitasi sejumlah negara, termasuk Qatar dan Mesir, guna membuka jalan bagi perundingan perdamaian yang lebih permanen. (AFP/Z-2)