
EMPAT jenazah sandera yang sebelumnya ditahan Hamas di Gaza diserahkan kepada Palang Merah. Keempat jenazah itu telah dikembalikan ke Israel, Senin (14/10) malam, menurut pernyataan militer Israel.
Keempat peti jenazah tiba di Institut Nasional Kedokteran Forensik di Tel Aviv untuk proses identifikasi. “Identifikasi akan dilakukan untuk memastikan identitas para korban,” kata militer Israel dalam pernyataan resminya.
Penyerahan jenazah ini merupakan bagian dari kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump antara Israel dan Hamas.
Sebelumnya pada hari yang sama, Hamas telah membebaskan seluruh 20 sandera Israel yang masih hidup sejak penculikan pada 7 Oktober 2023, sebagai bagian dari perjanjian tersebut.
Tahanan Palestina
Sebagai imbalannya, Israel membebaskan 1.968 tahanan dan warga Palestina yang sebelumnya ditahan selama operasi militer dua tahun terakhir di Jalur Gaza, menurut Dinas Penjara Israel.
Meski begitu, Hamas masih menahan 24 jenazah sandera lainnya, yang juga akan dikembalikan ke Israel sesuai kesepakatan gencatan senjata.
“Hamas diwajibkan untuk mematuhi perjanjian dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengembalikan seluruh jenazah sandera,” tulis militer Israel dalam pernyataan lanjutan.
Serangan besar-besaran Hamas pada 2023, yang memicu pecahnya perang di Gaza, mengakibatkan 251 orang diculik dan dibawa ke wilayah tersebut. Sebagian besar di antara mereka telah dibebaskan dalam dua kesepakatan gencatan senjata sebelumnya, termasuk beberapa yang kemudian dikonfirmasi tewas.
Namun hingga gencatan senjata terbaru diberlakukan, Hamas masih menahan 47 sandera, baik hidup maupun yang telah meninggal.
Selain itu, Israel juga menyebut bahwa jenazah seorang prajurit yang tewas dalam konflik pada tahun 2014 masih disimpan di Gaza.
Kesepakatan terbaru ini menjadi langkah lanjutan dari proses panjang pertukaran sandera dan tahanan yang diharapkan dapat memperkuat upaya perdamaian di kawasan tersebut. (AFP/Z-2)