Hamas Ragu Gencatan Senjata, Takut Menambah Penderitaan Warga Gaza

1 day ago 4
Hamas Ragu Gencatan Senjata, Takut Menambah Penderitaan Warga Gaza Situasi di Gaza, Palestina.(AFP)

HAMAS menyatakan masih mendiskusikan proposal gencatan senjata terbaru yang diajukan pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Pasalnya, mereka menyebut isi kesepakatan terbaru saat ini hanya akan memperpanjang penderitaan rakyat Gaza.

Menurut pernyataan Gedung Putih, Israel telah menyetujui usulan itu. Juru Bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, pada Kamis waktu Amerika atau Jumat WIB, menyatakan Israel telah menyetujui proposal gencatan senjata dan utusan Timur Tengah dari pemerintahan Trump, Steve Witkoff, telah menyerahkannya kepada Hamas untuk ditinjau.

Meski pekan lalu sempat beredar kabar Hamas menerima usulan AS, versi tersebut ternyata dianggap sebagai kemunduran dari kesepakatan sebelumnya.

Anggota biro politik Hamas, Bassem Naim, menegaskan rancangan baru gagal memenuhi tuntutan rakyat Palestina, terutama soal penghentian perang.

“Kesepakatan ini tidak memenuhi satu pun tuntutan rakyat kami, terutama penghentian agresi,” kata Naim.

“Namun demikian, pimpinan gerakan sedang mempelajari tanggapan terhadap usulan ini dengan penuh tanggung jawab nasional,” imbuhnya.

Sumber internal Hamas menyebutkan rancangan kesepakatan versi baru berbeda dari rancangan sebelumnya. Proposal yang sempat mencantumkan komitmen Amerika terhadap pembahasan gencatan senjata permanen kini absen.

Proposal tersebut hanya menawarkan gencatan senjata selama 60 hari, yang bisa diperpanjang hingga 70 hari. Dalam minggu pertama, direncanakan pertukaran lima sandera hidup dan sembilan jenazah dengan tahanan Palestina. Pertukaran serupa juga akan dilakukan pada minggu kedua.

Sebelumnya, Hamas disebut telah menyetujui pertukaran dua kali dalam format yang sama, namun dengan jadwal berbeda yaitu di awal dan akhir masa gencatan senjata.

Dari total 251 sandera yang diculik dalam serangan Oktober 2023, masih terdapat 57 orang yang diyakini berada di Gaza. Militer Israel menyatakan 34 di antaranya telah meninggal dunia.

Serukan tindakan militer

Menanggapi pernyataan Hamas, Menteri Keamanan Nasional Israel dari kelompok sayap kanan, Itamar Ben Gvir, menyerukan tindakan militer besar-besaran.

“Perdana Menteri, setelah Hamas kembali menolak usulan kesepakatan, tidak ada alasan lagi,” kata Ben Gvir di kanal Telegram miliknya yang ditujukan kepada PM Benjamin Netanyahu.

“Keragu-raguan, kebingungan, dan kelemahan harus dihentikan. Kita sudah melewatkan terlalu banyak kesempatan. Saatnya bertindak dengan kekuatan penuh, tanpa ragu, untuk menghancurkan dan melenyapkan Hamas sampai ke akar," imbuhnya.

Sementara itu, kondisi kemanusiaan di Gaza terus memburuk meski bantuan mulai masuk perlahan setelah blokade lebih dari dua bulan oleh Israel. Pakar ketahanan pangan memperingatkan kelaparan akut kini mengancam satu dari lima warga Gaza. Fasilitas kesehatan pun terus mengalami tekanan dan menjadi sasaran serangan berulang. (AFP/I-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |