
DI tengah kehidupan modern yang penuh tuntutan, perempuan menghadapi berbagai tantangan, baik profesional maupun pribadi. Di situasi ini, merawat diri bukan sekadar kebutuhan fisik, melainkan juga cara menjaga kesejahteraan mental dan emosional.
Tsubaki percaya bahwa rambut adalah bagian penting dari identitas dan kecantikan perempuan Indonesia. Melalui Tsubaki Blooming Gallery, Tsubaki menghadirkan pengalaman imersif yang menampilkan keindahan bunga Camellia, simbol filosofi keanggunan alami, kecantikan abadi, dan kekuatan lembut.
Group Brand Manager Tsubaki Indonesia, Stevie Alexandra menyatakan bahwa galeri ini merefleksikan filosofi bunga Camellia dari Jepang yang menjadi kebanggaan Tsubaki.
"Tsubaki menghadirkan perawatan rambut premium dengan memadukan warisan alami bunga Camellia dan inovasi modern untuk menutrisi rambut dari dalam,” jelasnya, Minggu (12/10).
Ia menambahkan, Tsubaki Blooming Gallery juga menjadi destinasi kecantikan eksklusif yang mempertemukan kemewahan perawatan rambut Jepang dengan semangat ekspresi diri perempuan masa kini.
“Melalui Tsubaki Blooming Gallery, kami ingin menciptakan ruang bagi perempuan untuk mengekspresikan diri, merasakan kemewahan perawatan rambut, dan menikmati karya brand lokal yang membanggakan,” tutur Stevie.
Sebagai bentuk dukungan terhadap kreativitas lokal, Tsubaki berkolaborasi dengan sejumlah brand Indonesia seperti DOMMA, FAYT, SORA, dan Beet & Cone yang merepresentasikan semangat keindahan, kualitas, dan autentisitas.
Dalam kolaborasi ini, setiap brand menyumbangkan identitasnya, sementara Tsubaki menyatukan nilai estetika dan inovasi untuk semangat bertumbuh bersama.
Co-founder SORA, Thanadita Gracella, saat ditemui di acara Tsubaki Blooming Gallery menekankan bahwa kolaborasi dengan Tsubaki terasa sangat natural karena adanya semangat yang sama.
"Jika Tsubaki menghadirkan hair care yang memberi instant confidence, SORA mendukungnya lewat tas yang minimalis, timeless, tapi tetap fungsional. Bersama, kami ingin jadi bagian dari keseharian perempuan yang selalu ingin tampil on point”, ujarnya.
Co-founder FAYT Cindy Fransisca turut menambahkan bahwa FAYT percaya bahwa fashion adalah medium untuk mengekspresikan diri.
“Melalui kolaborasi dengan Tsubaki, kami melihat perayaan confidence dan keanggunan dari sudut pandang yang berbeda, rambut yang sehat, lembut, dan indah dipadukan dengan sepatu yang nyaman dan stylish. Ini bukan sekadar kolaborasi produk, melainkan cara merayakan gaya hidup perempuan Indonesia yang percaya diri dan autentik," ungkapnya.
Sementara itu, Maraya Nadira & Rahutami Wiwid, Co-founder Beet & Cone menceritakan konsep unik sorbet kreasinya yang dihadirkan.
"Kolaborasi dengan Tsubaki memberi kami kesempatan untuk menerjemahkan keindahan bunga Camellia ke dalam kreasi manis yang bisa dinikmati bersama. Kami ingin pengunjung merasakan bahwa confidence dan happiness bisa hadir dalam momen sederhana, seperti menikmati dessert yang penuh kehangatan," sebut dia.
Para brand kolaborator yang telibat turut memberikan apresiasi atas langkah Tsubaki merangkul kreativitas lokal. Co-founder DOMMA, Grittie Chelsey menyampaikan bahwa kolaborasi ini memberikan kesempatan untuk menampilkan produk kami, berbagi nilai, dan memperkuat komunitas brand lokal.
"Kami bangga bisa ikut berpartisipasi dan merasakan energi positif dari kerja sama ini, sekaligus mendapatkan inspirasi dari semangat Tsubaki dalam memberdayakan industri lokal”, cetus Grittie. (E-4)