Glasier Antartika Menyusut 50% dalam Dua Bulan, Retret Tercepat dalam Sejarah Modern

6 hours ago 3
Glasier Antartika Menyusut 50% dalam Dua Bulan, Retret Tercepat dalam Sejarah Modern Peneliti menemukan glasier Hektoria di Antartika menyusut hampir 50% hanya dalam dua bulan. (Adrian Luckman)

SEBUAH studi terbaru mengungkap glasier Hektoria di Semenanjung Antartika mengalami penyusutan hampir 50% hanya dalam dua bulan, menjadikannya retret tercepat yang pernah tercatat dalam sejarah modern. Temuan ini menimbulkan kekhawatiran besar terkait dampaknya terhadap kenaikan permukaan air laut global.

Hektoria, glasier seluas kota Philadelphia, terletak di Semenanjung Antartika, salah satu wilayah yang memanas paling cepat di Bumi. Biasanya, glasier yang menempel di dasar laut hanya mundur beberapa ratus meter per tahun. Namun, menurut penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nature Geoscience pada Senin (3/11/2025), Hektoria mundur sejauh 8 kilometer (5 mil) antara November dan Desember 2022.

“Ini luar biasa. Laju penyusutannya benar-benar gila,” ujar Ted Scambos, penulis studi dan peneliti senior di Earth Science and Observation Center, Universitas Colorado Boulder.

Para ilmuwan menilai fenomena ini penting untuk dipahami karena jika glasier yang lebih besar mengalami hal serupa, “dampaknya terhadap kenaikan permukaan laut bisa sangat katastrofik.” Saat ini, lapisan es Antartika menyimpan cukup es untuk menaikkan permukaan laut global hingga 58 meter.

Penemuan mengejutkan ini terjadi secara tidak sengaja ketika peneliti sedang memantau lapisan es laut (fast ice) di teluk tempat Hektoria berada. Naomi Ochwat, rekan penulis studi, menyadari adanya kehilangan es dalam jumlah besar dalam waktu singkat. “Saya sadar bahwa ada sesuatu yang luar biasa sedang terjadi di sini,” ujarnya kepada CNN.

Analisis citra satelit menunjukkan, sejak 2011 teluk di sekitar Hektoria dipenuhi es laut yang menstabilkan glasier di sekitarnya. Namun pada 2022, lapisan es tersebut pecah, memicu ketidakstabilan yang menyebabkan glasier kehilangan “lidah es” dan mundur drastis.

Menurut para peneliti, penyebab utama laju penyusutan ekstrem Hektoria adalah kondisi dasar laut di bawahnya, berupa dataran es (ice plain) yang memungkinkan lapisan es meluncur cepat di atas sedimen datar. Ketika menipis, air laut merembes ke celah es dan menyebabkan potongan besar es patah, dalam proses yang disebut calving. Scambos menggambarkannya seperti “rangkaian domino yang jatuh ke belakang satu per satu.”

Ochwat menambahkan pemanasan global mempercepat proses ini. Hilangnya es laut di sekitar Hektoria akibat meningkatnya suhu laut membuat gelombang lebih mudah menghantam dan memecah lapisan es pelindung. “Kita kemungkinan akan melihat lebih banyak pengurangan es laut di kawasan ini,” kata Bethan Davies, ahli geologi glasial dari Newcastle University, yang tidak terlibat dalam penelitian.

Meski Hektoria tergolong kecil dibandingkan glasier raksasa lain di Antartika, para ilmuwan khawatir peristiwa ini menjadi peringatan dini. “Ada glasier berukuran sebesar Inggris yang bisa mengalami proses serupa,” ujar Scambos. Jika hal itu terjadi, tambah Ochwat, “kita mungkin akan melihat lonjakan mendadak dalam kenaikan permukaan laut.” (CNN/Z-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |