
DIREKTUR Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI), Sahat M. Sinaga menegaskan perusahaan yang memalsukan takaran Minyakita sehingga tidak sesuai ukuran sudah dipastikan bukan perusahaan besar.
"Tidak mungkin perusahaan mengorbankan asetnya yang demikian besar hanya untuk menurunkan volume daripada minyak goreng, terlalu riskan," ucap Sahat di Jakarta, Rabu (12/3).
Sahat menyatakan, apabila pemalsuan takaran minyak goreng dilakukan oleh perusahaan besar, maka hal itu tidak masuk akal, sebab perusahaan besar memiliki quality control yang sangat terjaga.
"Karena saya juga mengalami waktu saya sebagai assistant manager, kami pernah menarik hampir 4 ribu ton margarin dari lapangan karena salah spesifikasi. Jadi kalau quality controlnya itu betul, gak mungkin volumenya di bawah yang labeling dilepas," tegas Sahat.
Oleh karenanya, Sahat meyakini betul bahwa perusahaan yang berani bermain dengan mengurangi takaran minyak goreng adalah perusahaan 'abal-abal'.
"Oleh karena itu, saya sampaikan kemungkinan yang membuat di bawah (takaran) itu bukan perusahaan besar, itu mungkin perusahaan abal-abal, berani mengambil risiko demikian besar," pungkasnya. (Fal/M-3)