Gerakan Nasional End Polio Dimulai di Semarang

3 hours ago 1
Gerakan Nasional End Polio Dimulai di Semarang Gerakan Nasional End Polio di Semarang(MI/HO)

PADA Minggu (26/10) pagi, ribuan orang berkumpul di halaman Awann Costa, POJ City Semarang, membawa pesan yang sama, Indonesia harus bebas dari polio.

Kampanye nasional bertajuk Together We End Polio! itu digelar serentak di 106 kota oleh Rotary Club District 3420 dan 3410 Indonesia. 

Dari Semarang, gerakan ini menjadi simbol tekad bersama untuk menutup bab terakhir perjuangan melawan virus yang sempat dinyatakan hilang, namun kini kembali mengintai akibat turunnya imunisasi pascapandemi.

“Begitu ada satu anak lumpuh karena polio, artinya seluruh dunia belum aman. Saatnya kita bergerak, bukan sekadar bicara,” kata Dyah Anggraeni, District Governor Rotary 3420 Indonesia.

Dyah menegaskan, gerakan ini bukan sekadar olahraga massal, melainkan aksi solidaritas kemanusiaan. 

Menurutnya, semangat gotong royong yang menular dari satu daerah ke daerah lain menjadi kekuatan terbesar Rotary dalam membangkitkan kesadaran publik soal imunisasi.

Di Semarang, lanjutnya, kegiatan utama berupa Fun Run dengan rute 3 km, 5 km, dan 10 km. Ribuan peserta dari pelajar, komunitas, hingga relawan kesehatan berlari sambil membawa pesan penting: jangan biarkan polio kembali mengancam anak-anak Indonesia.

“Gerakan ini bukan sekadar olahraga, tapi perjuangan kemanusiaan, menularkan semangat ke seluruh Indonesia,” terang Dyah Anggraeni.

Kota-kota lain pun ikut bergerak. Di Surabaya, Wali Kota Eri Cahyadi membuka kegiatan yang diwarnai lomba menggambar anak dan pemeriksaan kesehatan gratis. 

Di Bali, 1.500 peserta memenuhi Denpasar untuk senam, yoga, hingga layanan kesehatan terpadu. 

Sedangkan di Solo, Rotary menggandeng Pemkot setempat menggelar edukasi publik di area Car Free Day dengan dukungan Wali Kota Respati Ardi.

Gerakan nasional ini juga mencatatkan Rekor Muri sebagai “Penyuluhan Polio Serentak dengan Peserta Terbanyak di Indonesia”. 

Aksi daring dan luring ini menjadi bagian dari Global Polio Eradication Initiative (GPEI), kerja sama Rotary International, WHO, UNICEF, dan Bill & Melinda Gates Foundation, yang berhasil menurunkan kasus polio dunia hingga 99 persen.

“Kampanye ini adalah panggilan untuk bersatu. Rotary, pemerintah, dan masyarakat harus bergerak bersama demi generasi bebas polio,” imbuh Thomas Aquinas, Chair National PolioPlus Committee Indonesia.

Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin) mengingatkan, pentingnya memperkuat skrining dan imunisasi di seluruh wilayah. 

Menurutnya, turunnya angka imunisasi selama pandemi menyebabkan kembali munculnya kasus polio di beberapa daerah Indonesia.

“Setelah covid-19, angka imunisasi menurun sehingga muncul penyakit yang sebenarnya sudah selesai. Di Indonesia ditemukan 49 kasus polio," jelas Taj Yasin Maimoen.

Taj Yasin menuturkan, Jawa Tengah sempat mencatat satu kasus polio pada 2023 di Kabupaten Klaten. Anak berusia enam tahun itu tidak mendapatkan imunisasi lengkap, dan kasus tersebut menjadi peringatan keras bagi semua pihak agar tidak abai terhadap vaksinasi dasar anak.

“Jawa Tengah tahun lalu ada satu kasus. Walaupun hanya satu, polio ini menular sehingga harus kita skrining terus, caranya dengan imunisasi dan vaksinasi anak-anak," ujar Taj Yasin Maimoen.

Pemprov Jateng, lanjutnya, akan mengintegrasikan program imunisasi dengan layanan dokter spesialis keliling (Speling) untuk menjangkau desa-desa terpencil. 

Sinergi ini diharapkan mampu memperluas akses kesehatan dasar sekaligus memperkuat kesadaran masyarakat tentang pentingnya imunisasi rutin.

“Kita bisa integrasikan dengan Speling, tapi vaksinasi ini kan ada usianya, 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan. Jadi harus kita antisipasi,” tukas Taj Yasin Maimoen.

Gus Yasin pun mengapresiasi langkah Rotary yang secara konsisten menjaga kepedulian masyarakat terhadap isu kesehatan anak. Ia menyebut, gerakan seperti ini adalah cerminan semangat gotong royong khas bangsa yang harus terus dijaga.

“Pemerintah tidak bisa jalan sendiri. Kita perlu dukungan masyarakat dan organisasi seperti Rotary untuk memastikan setiap anak mendapat perlindungan lewat imunisasi,” ungkap Taj Yasin Maimoen.

Dari Semarang hingga Denpasar, dari Surabaya hingga Solo, ribuan langkah berpadu dalam satu tekad. Together We End Polio! bukan sekadar slogan, melainkan janji kemanusiaan untuk melindungi masa depan generasi Indonesia. (Z-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |