
GEOPARK Kebumen di Jawa Tengah secara resmi diakui sebagai UNESCO Global Geopark (UGGp) oleh Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO). Geopark Kebumen diakui berbarengan dengan Geopark Meratus di Kalimantan Selatan.
Keputusan tersebut disahkan dalam Sidang Dewan Eksekutif UNESCO ke-221 yang digelar di Paris, Prancis, pekan lalu. Penetapan berlangsung melalui konsensus 58 negara anggota dewan dan merupakan kelanjutan dari pencalonan kedua geopark yang diajukan sejak September dan Desember 2024 oleh UNESCO Global Geopark Council.
Bupati Kebumen Lilis Nuryani menyampaikan apresiasinya atas pengakuan internasional yang diberikan kepada Geopark Kebumen. Menurutnya, capaian ini merupakan buah kerja keras berbagai pihak dan menjadi tonggak sejarah bagi kemajuan daerah.
“Kami menyampaikan selamat dan rasa syukur. Penetapan ini adalah hasil perjuangan panjang yang akhirnya membuahkan hasil. Ini bukan hanya kebanggaan daerah, tetapi juga nasional,” ujar Bupati dalam keterangan tertulis, akhir pekan lalu.
Meski demikian, ia menekankan bahwa tantangan ke depan justru lebih besar. “Mempertahankan status sebagai UNESCO Global Geopark bukan perkara mudah. Justru di sinilah semangat kita diuji untuk terus mengembangkan sektor pariwisata berbasis geologi, budaya, dan kearifan lokal,” katanya.
Lilis berharap pengakuan tersebut dapat berdampak nyata pada kesejahteraan masyarakat, melalui pelestarian alam dan pengembangan potensi wisata secara berkelanjutan. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat turut serta menjaga kelestarian kawasan geopark.
Seiring dengan penetapan tersebut, Indonesia kini memiliki 12 kawasan geopark berstatus global, sejajar dengan Geopark Batur, Ciletuh, Gunung Sewu, Kaldera Toba, hingga Belitung dan Rinjani. Pada tahun ini, Indonesia menjadi satu dari 11 negara yang menyumbang tambahan geopark global, bersama negara lain seperti Tiongkok, Korea, Italia, Inggris, Ekuador, dan Norwegia.
Sementara itu, General Manager Badan Pengelola Geopark Kebumen, Sigit Tri Prabowo, menjelaskan bahwa Geopark Kebumen dijuluki The Mother of Earth karena kekayaan geologi dan keanekaragaman hayati yang dimilikinya. Kawasan ini meliputi 22 dari 26 kecamatan di Kebumen, mencakup situs-situs penting seperti Lava Bantal dan Rijang Merah di Desa Seboro serta Watu Kelir, yang memperlihatkan pertemuan unik dua jenis batuan.
“Kebumen memiliki geodiversitas, biodiversitas, dan warisan budaya yang lengkap. Ini menjadi kekuatan utama kawasan dalam mendukung konservasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat melalui pariwisata berkelanjutan,”jelasnya.(H-2)