
GEMPA kuat berkekuatan magnitudo 7,6 mengguncang perairan lepas pantai Davao Oriental, Filipina bagian selatan, pada Jumat (10/10) pagi. Guncangan hebat tersebut membuat warga panik dan menyebabkan kerusakan pada beberapa bangunan, menurut laporan Gubernur Edwin Jubahib.
“Itu sangat kuat. Beberapa bangunan dilaporkan rusak,” ujar Jubahib kepada stasiun lokal DZMM. Ia menambahkan, banyak warga berhamburan keluar rumah saat gempa terjadi akibat kepanikan.
Menurut Philippine Institute of Volcanology and Seismology (Phivolcs), pusat gempa berada di laut, sekitar 62 kilometer tenggara Kota Manay, Davao Oriental, dengan kedalaman hanya 10 kilometer. Guncangan dangkal seperti ini umumnya menimbulkan efek yang lebih kuat di permukaan.
Hingga saat ini, belum ada laporan korban jiwa, namun pihak berwenang masih melakukan penilaian kerusakan di sejumlah wilayah terdampak. Pemerintah daerah telah mengerahkan tim tanggap darurat untuk memastikan kondisi warga dan infrastruktur vital seperti rumah sakit, sekolah, serta jembatan.
Gempa besar ini terjadi hanya dua minggu setelah Filipina diguncang gempa mematikan berkekuatan 6,9 di Pulau Cebu, yang menewaskan lebih dari 70 orang. Kejadian beruntun ini menyoroti kembali tingginya risiko seismik di negara tersebut.
Filipina merupakan bagian dari Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire), zona seismik paling aktif di dunia yang rawan gempa bumi dan letusan gunung berapi. Daerah Davao Oriental sendiri memiliki sejarah panjang bencana alam, termasuk Topan Bopha pada 2012 yang menewaskan ratusan orang di wilayah yang sama.
Otoritas mengimbau warga tetap waspada terhadap potensi gempa susulan dan ancaman tsunami, serta hanya mengakses informasi resmi dari Phivolcs dan lembaga pemerintah terkait.
Dengan kekuatan dan lokasi gempa yang dekat permukaan laut, pihak berwenang terus memantau kemungkinan kenaikan muka air laut di kawasan pesisir Mindanao. Warga di daerah pantai diimbau untuk menjauh ke tempat yang lebih tinggi hingga situasi dinyatakan aman. (BBC/The Guardian/Inquirer/Z-2)