Gali Cuan dari Sektor Nikel yang Sumbang 60 Persen di Pasar Dunia

5 hours ago 2
Gali Cuan dari Sektor Nikel yang Sumbang 60 Persen di Pasar Dunia Direktur Utama PPRE Rizki Dianugrah.(dok.Istimewa)

TRANSFORMASI menuju perusahaan pertambangan dan konstruksi nasional yang unggul menjadi fokus utama PT PP Presisi Tbk (PPRE). Lebih lagi, peluang besar dari sektor pertambangan sangat besar dan harus mampu dimanfaatkan.

Dia mengatakan, kepemilikan armada alat berat yang memadai memastikan PPRE mampu menangani proyek-proyek besar secara mandiri, dengan tingkat keandalan operasional yang tinggi. 

“Kami menjalankan operasional secara efisien dan inovatif. Lini bisnis utama kami mencakup jasa pertambangan dan konstruksi, didukung penyewaan alat berat yang menjadi keunggulan kompetitif dalam menjaga produktivitas,” katanya Direktur Operasi PPRE Yovi Hendra dalam Public Expose (PUBEX) PPRE Presisi 2025 di Wisma Subiyanto, Plaza PP, Jakarta, Kamis (30/10).

Direktur Utama PPRE Rizki Dianugrah menambahkan bahwa potensi sumber daya alam Indonesia sangat mumpuni, strategis dan relevan dalam transformasi bisnis PPRE.

“Indonesia menyumbang sekitar 60& produksi nikel dunia menempati posisi pertama, kemudian menempati posisi keenam untuk bauksit, dan kedua untuk timah. Melihat potensi ini, langkah transformasi PPRE ke sektor pertambangan sangat relevan,” terangnya.

Ia menegaskan bahwa strategi ekspansi ke pertambangan sejalan dengan arah hilirisasi nasional, dengan orientasi pada penciptaan nilai tambah ekonomi, sosial, dan lingkungan. Dengan Strategi yang komprehensif, inovasi yang konsisten, dan fokus pada efisiensi diyakini akan semakin memperkuat posisi PPRE sebagai perusahaan jasa pertambangan dan konstruksi nasional yang kompetitif, sekaligus memberikan nilai tambah jangka panjang bagi pemegang saham dan seluruh pemangku kepentingan.

Pada kesempatan sama, Direktur Keuangan & Human Capital PPRE Management Mohammad Arif Iswahyudi mengatakan kinerja positif PPRE ditopang oleh jasa pertambangan dan konstruksi yang berjalan stabil sepanjang 2025. “PP Presisi berkomitmen meningkatkan efisiensi dan produktivitas melalui optimalisasi sumber daya, penerapan teknologi, serta tata kelola perusahaan,” ujarnya.

Sepanjang sembilan bulan pertama 2025, Perseroan membukukan pendapatan bersih Rp2,77 triliun, sedikit meningkat dibandingkan Rp2,72 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Dari sisi profitabilitas, laba kotor naik menjadi Rp577,96 miliar dari sebelumnya Rp507,11 miliar.

Kenaikan tersebut mencerminkan keberhasilan Perseroan menjaga efisiensi operasional, mengendalikan beban usaha, serta menekan potensi kerugian penurunan nilai aset.

Laporan keuangan konsolidasian per 30 September 2025 menunjukkan total aset PPRE mencapai Rp7,94 triliun, meningkat dari Rp7,65 triliun pada akhir 2024. Dari jumlah tersebut, aset lancar mendominasi sebesar Rp5,89 triliun, sedangkan aset tidak lancar tercatat Rp2,05 triliun.

Dari sisi kewajiban, total liabilitas Perseroan tercatat sebesar Rp4,27 triliun, sementara ekuitas meningkat menjadi Rp3,67 triliun dibandingkan Rp3,49 triliun pada akhir tahun lalu. Struktur keuangan ini menunjukkan kemampuan Perseroan dalam menjaga likuiditas dan solvabilitas di tengah tantangan industri konstruksi dan pertambangan nasional. (Cah/P-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |