Fortinet Ungkap Tantangan Keamanan Cloud di Indonesia dan Berikan Solusi Terintegrasi

5 days ago 8
Fortinet Ungkap Tantangan Keamanan Cloud di Indonesia dan Berikan Solusi Terintegrasi Ilustrasi(Freepik)

DI tengah gelombang migrasi ke cloud, Fortinet Indonesia memaparkan hasil State of Cloud Security Report, mengungkap tantangan utama yang dihadapi perusahaan lokal. 

Country Director Fortinet Indonesia Edwin Lim menegaskan bahwa keamanan data, kontrol akses, dan kesalahan konfigurasi menjadi isu krusial bagi organisasi yang mengadopsi layanan cloud.

Edwin menjelaskan hanya 18% perusahaan di Indonesia berani mengandalkan satu penyedia cloud saja. Sisanya, 52% menggunakan model hybrid dan 78% multi-cloud untuk mengoptimalkan fitur unik tiap provider. 

“Multi-cloud bisa meminimalkan downtime, tetapi kalau manajemen kebijakan tidak konsisten, risiko keamanan malah meningkat,” ujar Edwin.

MI/HO--Country Director Fortinet Indonesia Edwin Lim

Berdasarkan survei, 61% responden merasa security and compliance menjadi hambatan utama sebelum migrasi. 

“Regulasi perlindungan data pribadi di Indonesia menuntut pelaporan cepat saat terjadi insiden. Tanpa sistem deteksi yang handal, perusahaan bisa terkena sanksi besar,” tambah Edwin. 

Tantangan lain, operasional dan budaya organisasi (52%) serta kekurangan talenta cloud security (51%).

Untuk mengatasi kompleksitas tersebut, Fortinet menghadirkan Fortinet Security Fabric, platform keamanan terpadu yang menyederhanakan implementasi kebijakan dan otomasi response.
 
“Dengan satu dashboard, perusahaan bisa mengelola firewall, endpoint, dan cloud security sekaligus, sekaligus memanfaatkan AI untuk threat intelligence,” jelas Edwin.

Edwin juga menyoroti program pelatihan gratis dan voucher sertifikasi yang difasilitasi Fortinet bagi mahasiswa dan staf TI. 

“Kami bekerja sama dengan universitas dan training partner resmi, membuka akses lab gratis untuk praktikum. Ini bagian upaya menutup gap talenta hingga jutaan tenaga digital yang dibutuhkan hingga 2030,” ujarnya.

Di segi teknologi, konsep Zero Trust menjadi fondasi untuk mengontrol akses. 

“Prinsip verify first, trust later melindungi data dari perangkat pribadi yang rentan. Setiap request harus dicek identitas, device health, dan hak akses,” terangnya.

Soal investasi, Fortinet memperkenalkan solusi FortiFlex, model pay-as-you-go yang fleksibel. 

“Perusahaan tidak perlu modal besar di awal—cukup beli unit keamanan sesuai kebutuhan, lalu scale up saat perlu.”

Skema ini dinilai efektif bagi bisnis yang ingin digitalisasi tanpa terbebani biaya tinggi. Edwin juga menambahkan bahwa di era AI, Fortinet telah mengintegrasikan AI-powered detection dalam lebih dari 40 produk keamanan. 

“AI membantu mendeteksi anomali lebih cepat, memperpendek window serangan, dan meminimalkan dampak,” jelasnya.

Ia pun menegaskan bahwa cloud security bukan hanya soal membeli alat, melainkan mengembangkan strategi holistic—menggabungkan teknologi, proses, dan sumber daya manusia, dan dibutuhkan kolaborasi aktif antara penyedia solusi, pemerintah, dan industri untuk menciptakan ekosistem keamanan yang kokoh.

“Kami berharap wawasan dan solusi Fortinet dapat menjadi peta jalan bagi perusahaan Indonesia dalam membangun postur keamanan cloud yang tangguh, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi digital nasional,” pungkasnya. (Z-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |