
INDUSTRI tekstil dan garmen di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir menghadapi tekanan besar, mulai dari peningkatan barang impor hingga turunnya daya beli masyarakat. Sejumlah pabrik tekstil bahkan terpaksa menutup operasi karena tidak mampu bersaing, terutama di segmen kain berkualitas tinggi dengan harga bersaing. Di tengah situasi yang tidak mudah ini, pertumbuhan bisnis yang konsisten menjadi hal yang langka.
Namun, di tengah kondisi tersebut, Focus Textile justru mencatat pertumbuhan signifikan. Dalam lima tahun terakhir, perusahaan tekstil ini mengalami lonjakan penjualan hingga lima kali lipat dibandingkan pada 2020.
Capaian ini muncul bukan karena keberuntungan semata, melainkan dari pengalaman industri, konsistensi kualitas, dan pendekatan berbasis kolaborasi dengan pelaku usaha lokal.
Didirikan oleh pelaku industri yang telah berkiprah sejak 1980-an, Focus Textile di bawah naungan CV Surya Jaya Abadi awalnya beroperasi di sektor garmen dan menjadi pemasok untuk berbagai brand besar nasional. Kebutuhan akan bahan baku berkualitas tinggi mendorong lahirnya unit produksi kain sendiri, yang kemudian berkembang menjadi perusahaan mandiri.
Meski awalnya hanya untuk pemakaian internal, sejak 2017 Focus Textile mulai menyuplai kain ke pasar luas dan mendapat sambutan positif dari berbagai pelaku usaha fashion. Mempertahankan fokus pada kain berbasis kapas atau cotton, mengingat bahan ini masih mendominasi kebutuhan pasar lokal, terutama untuk produk kaos.
"Pertumbuhan ini adalah hasil dari perjalanan panjang, bukan sesuatu yang instan. Kami, Focus Textile belajar dari perkembangan industri dan mencoba merespons kebutuhan pasar dengan pendekatan yang lebih terbuka dan kolaboratif,” ujar Direktur Utama Focus Textile, Candra Foedarsono, dalam keterangannya, Kamis (26/6).
Sebagai bagian dari strategi pertumbuhan, Focus Textile berinvestasi pada sistem digital untuk menghadirkan pelayanan yang lebih transparan, efisien, dan mudah diakses oleh pelaku usaha dari seluruh Indonesia.
Transformasi ini tidak hanya mencakup pengelolaan internal dan pemesanan, tetapi juga membangun kehadiran profesional di platform digital. Melalui akun Instagram resmi @focus.textile, secara aktif berbagi informasi produk, promo terkini, serta edukasi seputar kain. Menjadikan media sosial sebagai jembatan komunikasi langsung antara brand dan ribuan pelanggannya dari berbagai daerah.
JALIN HUBUNGAN ERAT
Dalam praktiknya, Focus Textile menjalin hubungan erat dengan berbagai pihak mulai dari penjahit, pengrajin, pelaku UMKM, hingga pemilik brand fashion. Kolaborasi ini bukan hanya sekadar hubungan jual beli, tetapi juga menciptakan ruang bagi pertumbuhan bersama. Sejumlah mitra bahkan berkembang menjadi pelaku usaha dengan omzet signifikan berkat keterlibatan aktif dalam ekosistem yang dibangun.
Perusahaan juga dikenal tidak melakukan pengurangan tenaga kerja bahkan saat pandemi melanda. Sebaliknya, justru ada perluasan tim kerja dan peningkatan kapasitas produksi. Hal ini menunjukkan Focus Textile sebagai salah satu contoh perusahaan yang tetap bertahan dan tumbuh tanpa mengorbankan tenaga kerja.
Meski saat ini masih fokus pada jenis kain kaos berbahan kapas, perusahaan membuka peluang untuk memperluas lini produksi nya ke jenis kain lain di masa mendatang. Pengembangan ini dilakukan secara bertahap, sejalan dengan peningkatan kapasitas dan kesiapan sumber daya.
"Di tengah ketidakpastian ekonomi dan tekanan global, keberhasilan ini memberi gambaran bahwa strategi berbasis kualitas, efisiensi, dan kerja sama jangka panjang bisa menjadi alternatif bertahan dan berkembang, terutama bagi sektor industri yang mengandalkan kekuatan lokal," pungkas Candra. (E-2)