
KAPOLRI Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo mengatakan bahwa film Sayap-Sayap Patah 2: Olivia memberikan edukasi ke penonton mengenai betapa bahayanya paham radikalisme.
"Untuk edukasi, (mengenai) begitu berbahayanya paham teroris, paham radikal, dan ini saya kira sangat baik," katanya usai acara screening film Sayap-Sayap Patah 2: Olivia, Jumat (9/5).
Dengan edukasi tersebut, menurutnya, masyarakat akan bisa mengetahui cara terhindar dari paparan paham radikalisme.
"Agar di satu sisi kita selalu sadar, ingat tentang bahayanya paham ini untuk sama-sama kita cegah, sama-sama kita lindungi lingkungan
kita," ucapnya.
Lebih lanjut, Sigit juga menilai film tersebut tidak hanya memberikan edukasi mengenai paham radikalisme, tetapi juga menggambarkan risiko yang dihadapi polisi saat bekerja.
Risiko polisi saat bekerja
"Di situ ada suasana bagaimana sulitnya menjadi seorang anggota polisi yang untuk bisa bertemu dengan keluarga saja sangat susah karena memang panggilan tugasnya yang sangat berat. Di sisi lain, kita melihat bahwa walaupun menghadapi risiko, namun anggota tetap semangat bertugas siang dan malam untuk menjaga masyarakat," ucapnya.
Jenderal polisi bintang empat itu pun mengapresiasi dirilisnya film Sayap-Sayap Patah 2: Olivia dan mengajak masyarakat untuk menontonnya.
"Pokoknya, saya sarankan tonton film ini karena film ini sangat luar biasa," ujarnya.
Hubungan ayah dan anak
Film Sayap-Sayap Patah 2: Olivia merupakan sekuel dari film Sayap-Sayap Patah yang dirilis pada 2022.
Dalam sekuel baru ini, kisah yang disorot adalah tentang hubungan seorang ayah dan anak dengan sang ayah merupakan anggota Densus 88 sekaligus baru menjadi orangtua tunggal yang memiliki putri semata wayang.
Film ini disutradarai Ferry Pei Irawan dan diproduksi Denny Siregar Production. Sementara, naskah cerita ditulis oleh Rahabi Mandra dan
Jocelyn Cordelia
Dalam film ini, Arya Saloka dan Myesha Lin menjadi tokoh utama sebagai ayah dan anak. (Ant/Z-1)