
GELARAN Seleksi Tilawatil Quran dan Musabaqah Hadis (STQH) Nasional XXVIII Tahun 2025 di Kendari diramaikan dengan adanya Festival Seni Budaya Islam bertajuk Qasidah Kolaborasi.
"Festival ini menjadi sarana untuk memperluas dakwah melalui seni yang sejuk dan membangun pesan moral di tengah masyarakat," ujar Plt. Direktur Penerangan Agama Islam Kemenag Ahmad Zayadi dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (16/10).
Festival seni budaya ini berlangsung pada 14-15 Oktober 2025, dengan registrasi pada 13 Oktober 2025. Festival dibuka oleh Ketua Dewan
Hakim, Muchlis M. Hanafi.
Festival tersebut menjadi bagian dari rangkaian STQH Nasional dan diikuti peserta dari 34 provinsi di seluruh Indonesia. Puncak festival yakni final kasidah setelah sebelumnya dilakukan seleksi.
Penjurian tingkat nasional dilakukan pada September 2025 secara daring dan menghasilkan enam grup kasidah terbaik yang lolos ke babak grand final.
Keenam grup tersebut adalah Bismillah (Bali), El-Lazka (Jawa Barat), Hidayatul Ihsan (Kalimantan Tengah), MAN Satoe Voice (Jawa Timur), Kabupaten Tangerang (Banten), dan Syaf An-Nur (Sumatra Utara).
Zayadi menilai Kasidah memiliki fungsi penting sebagai sarana hiburan, dakwah, pendidikan, dan pelestarian budaya Islam di Indonesia. Maka dari itu, festival ini diharapkan dapat menjadi ajang untuk menghidupkan kembali semangat kesenian Islam yang edukatif dan menyejukkan. "Melalui syair dan musiknya, nilai-nilai keislaman disampaikan dengan cara yang mudah diterima berbagai kalangan," kata Zayadi.
Menurutnya, festival ini bukan sekadar ajang pertunjukan, tetapi juga ruang edukasi, kolaborasi, dan dialog kultural yang mendorong lahirnya
karya kreatif dan inovatif, namun tetap berakar pada nilai-nilai Islam rahmatan lil alamin.
Sementara itu, Kasubdit Seni Budaya dan Siaran Keagamaan Islam Kemenag Wida Sukmawati mengatakan enam grup kasidah terbaik dari berbagai daerah berhasil melaju ke babak Grand Final setelah melalui proses seleksi dan penilaian ketat. "Penilaian meliputi aspek vokal, aransemen, penampilan, dan adab peserta," kata Wida.
Wida menambahkan melalui festival ini nilai-nilai keislaman dapat disampaikan secara kreatif dan dekat dengan kehidupan sehari-hari. "Seni dan budaya tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai medium dakwah, penguatan identitas, serta sarana memperkokoh moderasi beragama," kata dia. (Ant/E-2)