Aktor Fedi Nuril dalami peran pengemudi truk bak terbuka di film Pangku.(MI/Muhammad Ghifari A)
Demi menjiwai perannya sebagai sopir truk ikan dalam film Pangku, aktor Fedi Nuril rela turun langsung mempelajari cara mengendarai truk bak terbuka yang biasa digunakan para pekerja di daerah pesisir. Pengalaman itu ternyata jauh dari mudah, bahkan membuat Fedi harus membawa pulang truk sungguhan selama beberapa hari demi beradaptasi dengan kendaraan tersebut.
“Waktu itu saya minta truk yang dipakai buat syuting itu aku bawa pulang ke rumah. Punya waktu tiga hari buat ngebiasain,” ujar Fedi Nuril di Kopikina Kemang (16/10).
Fedi yang berperan sebagai Hadi, seorang sopir pengantar ikan asal Indramayu, menggambarkan karakternya sebagai sosok pekerja keras yang terlihat tangguh di luar namun sebenarnya menyimpan kesepian mendalam. Untuk bisa menampilkan emosi itu dengan natural, ia merasa harus benar-benar memahami kehidupan para sopir ikan, termasuk tantangan fisik yang mereka hadapi setiap hari.
Menurutnya, mengendarai truk ikan berbeda jauh dari mobil biasa. “Yang paling susah tuh koplingnya. Buat pindah gigi dua, ketiga tuh keras. Sama patapan-patapan orang di sekeliling, pas ngeliat saya nyetir, pada nengok,” katanya sambil tertawa.
Tak hanya soal teknis, Fedi juga mencoba merasakan atmosfer kerja sopir di kondisi sebenarnya. Ia sengaja mengendarai truk tanpa AC berkeliling Jakarta agar bisa membiasakan diri dengan panas dan suasana sesungguhnya.
“Keliling Jakarta ya lumayan. Untuk dapetin feel panasannya. Ini kan syutingnya di Indramayu jalur pantura,” tambahnya.
Film Pangku mengisahkan kehidupan masyarakat pesisir yang berjuang bertahan hidup di tengah keterbatasan ekonomi dan sosial. Hadi digambarkan sebagai pria sederhana yang mendambakan keluarga utuh, namun kehidupannya berubah setelah bertemu Santika, seorang perempuan yang terpaksa bekerja sebagai gadis kopi pangku.
Bagi Fedi, peran ini bukan hanya soal akting, tetapi juga bentuk empati terhadap realitas sosial yang jarang terlihat di layar lebar. “Kadang kita mudah menghakimi, padahal untuk benar-benar memahami mereka, kita harus lihat langsung,” ungkapnya.
Melalui Pangku, Fedi berharap penonton dapat melihat sisi kemanusiaan dari orang-orang yang selama ini kerap dipandang sebelah mata. “Yang penting mereka berjuang untuk hidup, dan itu layak dihargai,” tutupnya. (Z-10)


















































