Fakta-fakta Serangan Udara Israel ke Gaza 

1 month ago 27
Fakta-fakta Serangan Udara Israel ke Gaza  Orang-orang berjalan melewati puing-puing bangunan yang runtuh di dekat klinik yang hancur milik Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di kamp pengungsi Palestina Jabalia di bagian utara Gaza.(Omar AL-QATTAA / AFP)

PERDANA Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan militernya untuk melancarkan serangan udara di Gaza, Selasa (28/10).  Ia menuduh Hamas melanggar gencatan senjata di wilayah tersebut dengan menyerahkan jenazah sandera Israel yang sebenarnya sudah ditemukan.

Pernyataan dari kantor perdana menteri mengatakan: “Setelah konsultasi keamanan, Perdana Menteri Netanyahu menginstruksikan jajaran militer untuk segera melakukan serangan kuat di Jalur Gaza.”

Berikut fakta-fakta serangan udara Israel ke Gaza

Serangan Dilakukan Selasa 28 Oktober 2025

Tentara Israel melancarkan serangkaian serangan di Gaza pada Selasa, saat ketegangan dengan Hamas meningkat dua minggu setelah gencatan senjata yang rapuh, dan kelompok militan tersebut menanggapi dengan mengatakan akan menunda penyerahan jenazah sandera. Kejadian kekerasan ini menjadi salah satu ujian terbesar bagi gencatan senjata. 

Respons Amerika Serikat

Wakil Presiden AS JD Vance berusaha meredam pertempuran, dengan mengatakan dia mengharapkan “pertempuran kecil” akan segera mereda.

Pemerintah AS telah menanggapi laporan bahwa Israel telah melancarkan serangan terhadap Kota Gaza. Wakil Presiden AS JD Vance mengatakan kepada wartawan: “Gencatan senjata masih berlaku. Itu tidak berarti tidak akan ada bentrokan kecil di sana-sini.”

Dia menambahkan: “Kami tahu bahwa Hamas atau pihak lain di Gaza menyerang seorang tentara militer Israel. Kami mengharapkan Israel akan merespons, tetapi saya yakin gencatan senjata presiden akan tetap berlaku meskipun demikian.”

Netanyahu Tuding Hamas Langgar Perjanjian Senjata

Perintah dari Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk melancarkan “serangan kuat” datang setelah seorang pejabat Israel mengatakan pasukannya diserang di selatan Gaza. Itu terjadi setelah Hamas menyerahkan bagian jenazah pada Senin yang menurut Israel merupakan sisa-sisa sebagian jenazah sandera yang ditemukan sebelumnya dalam perang.

Netanyahu menyebut pengembalian bagian tubuh ini sebagai “pelanggaran" terhadap perjanjian gencatan senjata, yang mewajibkan Hamas untuk mengembalikan sandera yang tersisa di Gaza sesegera mungkin. Pejabat Israel juga menuduh Hamas memalsukan penemuan sisa-sisa ini pada Senin, dengan membagikan video berdurasi 14 menit yang direkam oleh drone militer di Gaza.

Israel menyatakan bahwa peti mati yang diserahkan oleh Hamas pada Senin (27/10) bukan berisi jenazah sandera yang tewas. Hamas, di sisi lain, menuduh Israel menghalangi upaya untuk mengembalikan jenazah di Gaza dan menunda penyerahan jenazah sandera lain yang tewas.

Netanyahu Lakukan Provokasi

Netanyahu dituduh melakukan provokasi yang bertujuan mengancam kesepakatan gencatan senjata.

Muhammad Shehada, seorang analis dari European Council on Foreign Relations yang berbasis di Kopenhagen, mengatakan kepada layanan berita Al Jazeera: “Sejak awal gencatan senjata, Netanyahu telah berusaha mencari segala cara untuk melanjutkan genosida di Gaza.

“Kita melihat hal ini dengan Israel yang menolak membuka perbatasan Rafah, membatasi jumlah bantuan yang masuk hingga saat ini … terus melakukan serangan udara di sana-sini meskipun gencatan senjata berlaku dengan klaim palsu dan tidak berdasar.”

Kedua belah pihak saling menuduh melanggar kesepakatan gencatan senjata, dan kini diperlukan intervensi diplomatik yang besar untuk memperbaiki kerusakan pada kesepakatan damai tersebut. Diperkirakan Presiden AS Donald Trump sedang memperhatikan dengan seksama skala aksi militer Israel terhadap Gaza. (H-4)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |