
SETELAH berhasil diidentifikasi, jenazah santri Fairuz Shirojuddin, 16, dimakamkan di tempat pemakaman umum Desa Singopadu Kecamatan Tulangan Kabupaten Sidoarjo, Rabu (15/10) malam. Korban ambruknya musala Ponpes Al Khoziny itu merupakan anak kembar beda jenis kelamin.
Kedatangan jenazah Fairuz Shirojuddin di rumah duka Desa Singopadu disambut duka cita mendalam keluarga. Puluhan tetangga terlihat memenuhi rumah duka sejak sebelum jenazah tiba.
Setelah disalatkan di rumah duka, jenazah Fairuz dimakamkan di tempat pemakaman umum desa setempat. Puluhan warga ikut mengantar kepergian Fairuz ke tempat peristirahatan terakhir.
Fairuz diketahui menjadi santri Ponpes Al Khoziny sejak lulus sekolah dasar. Fairuz duduk di bangku kelas dua madrasah aliyah saat tragedi Al Khoziny terjadi.
"Dia itu kembar. Nomor satu yang meninggal, adiknya yang nomor dua,” kata Wahyu Ilham Permadani, 18, kakak dari Fairuz.
Fairuz anak kembar beda jenis kelamin. Saudari kembarnya bernama Fairocha sempat shock pada awal kejadian, namun saat ini sudah mengikhlaskan kepergian Fairuz.
"Awalnya shock tidak bisa menerima (kematian), tapi lambat laun sudah mengikhlaskan," kata Wahyu.
Menurut Wahyu, adik kembarnya, Fairocha, tidak mengenyam pendidikan di pondok pesantren seperti saudara kembarnya. Fairocha bersekolah di SMK Krian 2 Sidoarjo.
Anak pasangan Sukirman, 60, dan Febri,40, memilih menjadi santri atas keinginan sendiri. Almarhum dikenal rajin beribadah, dan memiliki keinginan kuat belajar agama.
Menurut Wahyu, seluruh anggota keluarga sudah ikhlas dengan peristiwa itu. Mereka menyebutnya sudah takdir. (HS/E-4)