
Perayaan 60 tahun SMA Pangudi Luhur Jakarta diwarnai pesan kuat tentang toleransi dan persaudaraan lintas iman. Mengusung tema Empat Kunci, Satu Pintu Persaudaraan, Ikatan Alumni SMA Pangudi Luhur (IKPL) menggelar kegiatan doa bersama di Terowongan Silaturahmi penghubung antara Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral.
Acara itu menjadi bagian dari rangkaian Road to Lustrum XII yang akan berpuncak pada 15 November mendatang. Momen tersebut mempertemukan empat lembaga besar: Keuskupan Agung Jakarta, Masjid Istiqlal, Yayasan Pangudi Luhur, dan SMA Pangudi Luhur Jakarta, sebagai simbol harmoni dan semangat pluralisme yang menjadi ciri khas pendidikan Pangudi Luhur selama enam dekade.
Di Terowongan Silaturahmi, perwakilan peserta dari dua arah berjalan membawa empat kunci simbolik lambang kasih, kedamaian, pendidikan, dan persaudaraan. Keempat kunci itu kemudian digunakan untuk membuka pintu persaudaraan, menandai tekad bersama untuk menjaga keberagaman sebagai kekuatan bangsa.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik Kementerian Agama Suparman menyatakan, makna perbedaan dalam bingkai kasih.
"Kita tidak perlu mempertentangkan perbedaan, karena semua agama mengajarkan kasih. Islam mengenal Ar-Rahman Ar-Rahim, Kristen mengajarkan kasih sesama manusia, demikian pula agama lainnya. Perbedaan itu nyata, tetapi bukan untuk dipertentangkan," ujarnya seperti dikutip dari siaran pers, Rabu (22/10).
Ketua Ikatan Alumni Pangudi Luhur Ichsan Perwira Kurniagung menambahkan, semangat Lustrum XII bukan sekadar perayaan usia sekolah, melainkan penguatan nilai kemanusiaan dan toleransi.
"Toleransi bukan slogan, tetapi komitmen. Keberagaman bukan alasan untuk terpecah, melainkan untuk saling merangkul," tuturnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Pangudi Luhur Bruder Fransiskus Asisi Dwiyatno, FIC menyampaikan, nilai pendidikan yang dihidupi di Pangudi Luhur selalu berakar pada semangat humanisme.
"Anak-anak Pangudi Luhur belajar untuk hidup bersaudara lintas budaya dan agama, sebagai satu keluarga besar bangsa Indonesia. Nilai inilah yang ingin kami wariskan kepada generasi penerus," ujarnya.
Sejak berdiri pada 1965, SMA Pangudi Luhur dikenal sebagai sekolah yang menanamkan nilai kasih, tanggung jawab, dan solidaritas lintas iman. Spirit tersebut kini diteruskan oleh ribuan alumninya yang berkiprah di berbagai bidang.
Perayaan enam dekade ini juga dirangkaikan dengan kegiatan sosial dan budaya, mulai dari BrotherCare di RSAB Harapan Kita untuk anak-anak penderita kanker, hingga kegiatan olahraga dan reuni akbar. (E-3)