
PEMERINTAH kembali melakukan ekspor produk perikanan unggulan ke Uni Emirat Arab (UEA) yang ditandai dengan pelepasan pengiriman tuna beku secara simbolis di Kota Padang, Sumatera Barat.
Co-founder Aruna Indonesia Utari Octavianty menyampaikan ekspor ini bukan pertama kalinya dilakukan ke UEA, tapi menjadi momen sangat berarti di tengah kondisi ekonomi global yang penuh tantangan.
“Ekspor ini bukan sekadar pengulangan, tapi penegasan bahwa di tengah situasi ekonomi dunia yang penuh ketidakpastian, sektor perikanan Indonesia tetap tumbuh, kuat, dan mampu bertahan."
"Ini merupakan contoh sinergi antara pelaku industri, pemerintah dan investor sebagai momentum kebangkitan bersama yang berdampak konkret bagi ekonomi biru Indonesia,” ujar Utari.
Utari juga mengapresiasi para shareholder, investor dan pemerintah, khususnya Kementerian Perdagangan, yang terus mendukung perluasan akses pasar ekspor ke negara-negara mitra strategis seperti UEA.
Sebagai informasi, produk tuna beku yang diekspor berasal dari nelayan binaan Aruna dan diolah PT Dempo Andalas Samudera (PT DAS) dengan standar keberlanjutan dan praktik etis sesuai permintaan pasar global. Utari mengatakan pelepasan ekspor ini merupakan bagian dari strategi nasional untuk memperkuat ekonomi biru melalui integrasi digital, keberlanjutan, dan kolaborasi lintas sektor.
Utari berharap langkah ini dapat memperluas dampak positif bagi kesejahteraan nelayan dan mengangkat nama Indonesia sebagai pemimpin dalam industri perikanan berkelanjutan dunia.
Direktur PT Dempo Andalas Samuedera Robby Ferliansyah Asshiddiqie mengatakan sebagai perusahaan pengolahan ikan tuna terbesar di Sumatera Barat, pihaknya terus berkomitmen menghasilkan produk olahan perikanan dengan standar good manufacturing process (GMP) dan pemenuhan standar mutu yang sesuai permintaan market.
"Perusahaan kami juga terbuka untuk kolaborasi dengan pemerintah dan pelaku usaha lokal yang membutuhkan fasilitas untuk produksi market domestik dan global dengan standarisasi global," ucap Robby.
Sementara itu, Menteri Perdagangan Budi Santoso menyampaikan para pelaku usaha, termasuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), dapat memanfaatkan berbagai kerja sama perdagangan yang dijalin Indonesia dengan negara-negara mitra.
Contohnya, ekspor ke UEA dilakukan dengan memanfaatkan Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif kedua negara (Indonesia-United Arab Emirates CEPA). Skema ini memungkinkan UEA menurunkan dan menghapus tarif bea masuk sekitar 94% dari total pos tarif sehingga membuka akses pasar bagi Indonesia.
“Kita sudah punya perjanjian dagang dengan UEA, maka perlu kita manfaatkan sebaik-baiknya. Selain itu, Indonesia dan Tunisia akan menandatangani CEPA pada Juni mendatang. Indonesia juga sedang mengejar penyelesaian perundingan CEPA dengan Uni Eropa untuk membuka potensi pasar yang besar ke sana,” kata Mendag.
Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah meminta pemerintah pusat mendukung ekspor produk unggulan Sumatera Barat. Ia mengatakan Export Coaching Program dari Kemendag menghasilkan 60 eksportir baru sehingga menambah jumlah jajaran eksportir yang ada saat ini.
“Kami juga mengharapkan informasi dan dukungan bagi pelaku usaha Sumatera Barat agar bisa mengikuti berbagai pameran di dalam dan luar negeri,” ujar Mahyeldi.
Avina Sugiarto dari Partner East Ventures menambahkan di tengah tantangan global, pihaknya tetap mendukung perusahaan seperti Aruna yang bekerja sama dengan masyarakat pesisir untuk mengoptimalkan potensi penjualan ekspor perikanan lokal secara kompetitif. "Kami terus mendukung agar hasil ekspor Indonesia dapat terus meluas di pasar global," kata Avina. (H-2)