
Studi terbaru NEXT Indonesia Center mencatat capaian historis ekonomi Indonesia dalam satu tahun kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Untuk pertama kalinya, Indonesia berhasil menempati posisi teratas di Asia Tenggara dalam kapitalisasi pasar modal, sekaligus mencatat surplus perdagangan tertinggi dalam tiga tahun terakhir.
Dalam laporan riset yang dirilis Minggu (19/10), NEXT Indonesia Center menyebut nilai kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) menembus Rp15.000 triliun pada Maret 2025, menjadikannya pasar modal terbesar di kawasan ASEAN, melampaui Singapore Exchange (SGX) yang sebelumnya mendominasi.
“Lonjakan kapitalisasi pasar menjadi penanda kuatnya kepercayaan pasar terhadap fondasi ekonomi Indonesia di bawah pemerintahan Presiden Prabowo. Dengan capaian ini, Indonesia resmi menjadi pasar modal terbesar di Asia Tenggara,” tulis laporan NEXT.
Tak hanya itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga menorehkan sejarah baru dengan menembus level 8.000 untuk pertama kalinya. Pada 16 Oktober 2025, IHSG ditutup di posisi 8.124, menandakan meningkatnya kepercayaan investor terhadap stabilitas politik dan arah kebijakan ekonomi nasional.
“Pertumbuhan IHSG mencerminkan keyakinan bahwa perekonomian Indonesia bergerak di jalur yang stabil dan berorientasi jangka panjang,” lanjut laporan tersebut.
Di sektor perdagangan, neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2025 mencatat surplus sebesar US$5,49 miliar, tertinggi sejak 2022. Nilai ekspor mencapai US$25 miliar, sementara impor berada di kisaran US$19,5 miliar. NEXT menilai capaian ini sebagai bukti ketahanan sektor produksi dan daya saing industri nasional di tengah dinamika ekonomi global.
“Melebarnya surplus bukan hanya capaian statistik, tetapi indikator bahwa industri dalam negeri mampu menjaga ritme ekspor dan memperkuat penerimaan devisa negara,” tulis laporan itu.
Sinergi antara penguatan pasar modal dan kinerja perdagangan yang positif menunjukkan fondasi ekonomi nasional yang semakin solid di tahun pertama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Kombinasi pertumbuhan investasi, kepercayaan pasar, dan ekspor yang tangguh dinilai menjadi pendorong utama ketahanan ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian global. (E-3)