
EMITEN perkebunan sawit PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) berkomitmen pada implementasi environmental social governance atau ESG sebagai fondasi utama pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan.
Perseroan mengaku berhasil mengubah limbah tandan kosong kelapa sawit menjadi bahan baku bernilai tinggi bagi industri manufaktur.
Melalui anak usahanya, PT Singaland Asetama (SGA), BWPT sukses mengolah limbah tersebut menjadi bio-oil, yang kemudian dikonversi menjadi karbon hitam ramah lingkungan.
"BWPT menegaskan posisinya sebagai perusahaan perkebunan yang berkomitmen penuh pada implementasi ESG dan inovasi berkelanjutan," kata CEO Eagle High Plantations Henderi Djunaidi dalam keterangan resmi, Kamis (16/10).
Atas inovasi tersebut, PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) melalui PT Singaland Asetama (SGA) mencatatkan prestasi dengan meraih peringkat pertama pada sesi SDG Innovation Pitch Showcase: Solutions for Sustainable Business dalam rangkaian agenda UN Global Compact Leaders Summit 2025. Forum internasional yang dihelat di Convene, 101 Park Avenue, New York, Amerika Serikat pada 23 September 2025 ini diikuti oleh perusahaan-perusahaan terkemuka dunia.
Sebagai wakil Indonesia, Henderi mengatakan, BWPT berhasil tampil sebagai juara dan membawa nama bangsa di panggung internasional. Momentum ini semakin istimewa karena UN Global Compact Leaders Summit digelar berbarengan dengan Sidang Umum PBB Tahunan yang dihadiri kepala negara serta pimpinan global.
Mengolah tandan kosong kelapa sawit menjadi bio-oil sebagai bahan baku karbon hitam ramah lingkungan dianggap amat bermanfaat bagi industri otomotif.
"Inovasi produk ini menjadi alternatif pengganti bahan baku berbasis minyak bumi yang lazim digunakan di industri otomotif, karet, cat, hingga manufaktur lainnya," jelasnya.
Inovasi ini lahir dari kolaborasi antara BWPT dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menjadi bukti nyata bahwa sinergi dunia usaha dan lembaga riset nasional mampu menghasilkan solusi inovatif yang relevan, berdampak, dan dapat direplikasi lintas sektor.
"Keberlanjutan hanya dapat dicapai bila kita memberdayakan talenta muda untuk tumbuh sebagai profesional sekaligus diberi ruang berinovasi," kata Henderi. (E-2)
'